Berharap Taliban Dapat Bersikap Terbuka untuk Komunikasi, Vladimir Putin: Semakin Cepat Berperilaku Beradab

- 4 September 2021, 14:40 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin mengutarakan harapannya bahwa Taliban akan berperilaku 'beradab' sehingga terbuka untuk komunikasi.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengutarakan harapannya bahwa Taliban akan berperilaku 'beradab' sehingga terbuka untuk komunikasi. /Kremlin via Reuters

PR CIREBON – Presiden Rusia Vladimir Putin kembali mengutarakan tanggapannya terhadap Taliban yang kini menguasai Afghanistan.

Vladimir Putin mengatakan dia berharap Taliban akan memiliki apa yang ia sebut sebagai perilaku beradab, di Afghanistan.

Menurut Vladimir Putin, jika Taliban berperilaku ‘beradab’, komunitas global dapat terus mempertahankan hubungan diplomatik dengan Afghanistan.

Baca Juga: Segera Tamat, Rating Episode Terbaru Drakor The Penthouse 3 Alami Peningkatan

“Rusia tidak tertarik dengan disintegrasi Afghanistan. Jika ini terjadi, maka tidak akan ada yang bisa diajak bicara," ujar Vladimir Putin, seperti dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera.

Vladimir Putin mengutarakan hal itu saat dia berbicara pada sesi pleno Forum Ekonomi Timur di kota Vladivostok, Rusia pada Jumat, 3 September 2021 waktu setempat.

“Semakin cepat Taliban berperilaku beradab, semakin mudah untuk menghubungi, berkomunikasi, dan entah bagaimana mempengaruhi dan mengajukan pertanyaan,” tuturnya.

Baca Juga: Pejabat Kesehatan Sebut Tiongkok Hadapi Kesulitan yang Semakin Besar dalam Upaya Memperluas Vaksinasi Covid-19

Pemimpin Rusia itu juga mengatakan evakuasi pasukan yang dipimpin Amerika Serikat dari Afghanistan telah berakhir dengan malapetaka.

“Orang Amerika, yang sangat pragmatis, menghabiskan lebih dari triliunan dolar untuk kampanye di Afghanistan ini selama bertahun-tahun, dan apa hasilnya? Nol.

“Jika Anda melihat jumlah orang yang telah ditinggalkan di Afghanistan, yang telah bekerja untuk kolektif Barat, AS dan sekutu mereka, maka itu adalah bencana kemanusiaan juga,” tambahnya.

Baca Juga: Beredar Undangan Acara Ria Ricis dan Teuku Ryan Akan Digelar 26 September 2021, Sesi Lamaran atau Menikah?

Dia mengungkapkan adanya seruan dari pejabat AS untuk mengarahkan kembali Afghanistan agar melawan Rusia dan Tiongkok setelah evakuasi itu.

“Pertama-tama cari tahu dengan mereka yang telah berperang dengan Anda selama 20 tahun, dan kemudian bicarakan tentang bagaimana Anda akan menghadapi Rusia dan Tiongkok,” kata Putin.

Sementara itu, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengatakan negaranya tidak dapat menerima pengungsi Afghanistan yang bekerja dengan AS.

Baca Juga: Kembali Bintangi Drama, Jeon Do Yeon Mengatakan Naskah 'Lost' Membuat Dirinya Menangis

Ia menyebut alasannya karena logistik dan apa yang ia gambarkan sebagai suasana dan masalah yang berkaitan dengan kedaulatan Kazakhstan. Dia tidak menambah detail apapun.

Vladimir Putin memiliki rekam jejak mengkritik negara-negara Barat karena mencoba memaksakan nilai-nilai mereka pada negara-negara non-Barat.

Moskow juga secara teratur mengecam kebijakan AS di Afghanistan, yang sekarang dikendalikan oleh Taliban setelah pengambilalihan.

Baca Juga: Preview Persib Bandung vs Barito Putera: Robert Alberts Bidik Tiga Poin

Rusia telah melangkah dengan hati-hati dalam berurusan dengan kelompok garis keras yang merebut kekuasaan di Afghanistan bulan lalu itu.

Duta Besar Rusia di Kabul bertemu dengan perwakilan Taliban beberapa hari setelah pengambilalihan dan mengatakan Moskow akan mempertahankan kedutaannya di negara itu.

Pekan lalu, Putin mengatakan Rusia tidak akan ikut campur di Afghanistan dan bahwa Moskow telah belajar dari pendudukan Soviet di negara itu.

Baca Juga: Park Seo Joon Dikonfirmasi Akan Bintangi Film Baru Marvel, Begini Kata Agensi

Moskow terlibat dalam perang 10 tahun di Afghanistan yang berakhir dengan penarikan pasukan Soviet pada 1989.

Meskipun Moskow optimis, dalam kehati-hatian, tentang kepemimpinan baru di Kabul, mereka mengatakan tidak akan mencampuri urusan dalam negeri karena Taliban masih terdaftar sebagai organisasi teroris di Rusia.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x