Kewalahan Akibat Banyaknya Korban Usai Dilanda Gempa, Tenaga Kesehatan Haiti Dirikan Tenda Darurat

- 17 Agustus 2021, 10:15 WIB
Tenaga kesehatan Haiti, termasuk dokter dan perawat, mendirikan tenda di luar rumah sakit untuk merawat ratusan korban akibat gempa.
Tenaga kesehatan Haiti, termasuk dokter dan perawat, mendirikan tenda di luar rumah sakit untuk merawat ratusan korban akibat gempa. /Reuters/Ricardo Arduengo

PR CIREBON – Para dokter di Haiti berjuang di tenda-tenda darurat untuk menyelamatkan nyawa ratusan orang yang terluka, termasuk anak-anak dan orang tua.

Perawatan itu dilakukan dokter di Haiti di luar rumah sakit yang kewalahan oleh gempa bumi besar yang menewaskan sedikitnya 1.419 orang.

Gempa tersebut melanda Haiti pada Sabtu, 14 Agustus 2021, berkekuatan 7,2 SR dan meruntuhkan puluhan ribu rumah serta bangunan di negara itu.

Baca Juga: Cocok untuk Sarapan, Intip Resep Mudah Membuat Omelet Telur Jamur ala Chef Devina Hermawan

Sebelum gempa terjadi pada Sabtu lalu, Haiti juga masih dalam pemulihan dari bencana besar lainnya 11 tahun lalu dan pembunuhan presidennya, Jovenel Moise, bulan lalu.

Puluhan gereja, hotel dan sekolah rusak parah atau hancur akibat gempa. Pihak berwenang Haiti menyebut bahwa sekitar 6.900 orang terluka dan 37.312 rumah hancur, jumlahnya bisa terus bertambah.

Daerah-daerah di dalam dan sekitar kota Les Cayes, sekitar 150 km sebelah barat ibu kota Port-au-Prince, mengalami pukulan terbesar.

Baca Juga: Ramalan Kartu Tarot 17 Agustus 2021: Capricorn Ada yang Menghalangi, dan Pisces Jangan Melunak

Gempa itu memberikan beban yang sangat besar pada rumah sakit setempat, beberapa di antaranya rusak parah akibat gempa.

Bangunan-bangunan yang runtuh berjajar di jalan utama kota tepi laut berpenduduk 100.000 orang, yang juga berisiko terkena badai.

Puluhan orang menggali puing-puing dari sebuah hotel yang runtuh, di mana pemiliknya meninggal dalam gempa.

Baca Juga: Jadwal TV Hari Ini, Selasa 17 Agustus 2021: ANTV, Trans 7, dan TV One

Rumah sakit umum kota itu kewalahan, dengan dokter dan perawat yang merawat pasien di tenda-tenda yang didirikan di tempat parkir ramai karena tidak ada lagi ruang di dalamnya.

Puluhan berbaring di tempat tidur dan kasur di rumput luar rumah sakit. Sedangkan di dalam, pasien berada di atas tandu di lantai atau di dipan kamar yang penuh sesak dengan kerabat di sisi mereka.

Bayi-bayi diangkut keluar dari unit perawatan intensif neonatal rumah sakit karena kekhawatiran bahwa bangunan itu tidak aman setelah gempa.

Baca Juga: Jadwal TV Hari Ini, Selasa 17 Agustus 2021: RCTI, GTV, MNC TV, dan Indosiar

Dr Lucette Gedeon, seorang dokter anak, telah menjadi sukarelawan di bangsal neonatal darurat sejak Sabtu dan mengatakan rumah sakit telah kehabisan antibiotik dan anestesi.

"Ada bayi-bayi yang datang membutuhkan anggota badan yang diamputasi setelah mereka terjebak di bawah reruntuhan," kata Gedeon, seperti dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Di luar rumah sakit, Marceline Charles mengatakan bayinya yang berusia 1 bulan tertimpa batu bata ketika rumah mereka runtuh.

Baca Juga: Aktor Zhang Zhehan Diboikot Tiongkok Usai Unggahan Fotonya Saat Kunjungi Kuil Yasukuni Jepang Beredar

Puing-puing itu juga melukai luka dalam di kepala putrinya yang berusia 7 tahun.

"Saya tidak tahu apakah dia akan bertahan," ujar Charles.

Di dekatnya, Michelle Delva berdiri di samping saudara perempuannya, Claudine, menggendong bayi perempuan yang terluka.

Baca Juga: Spesial Hari Kemerdekaan Indonesia! Klaim Kode Redeem ML yang Dirilis Moonton pada 17 Agustus 2021

Delva mengatakan bahwa ketika gempa terjadi, Claudine melemparkan dirinya ke atas bayinya untuk menyelamatkannya dari batu bata yang jatuh. Kakinya patah dan perlu dioperasi tapi mereka sudah menunggu di luar.

"Dia tidak mendapatkan perhatian yang dia butuhkan, para dokter sangat sibuk," tuturnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah