Terutama, Taliban disebut menargetkan perempuan dan jurnalis di Afghanistan.
“Sangat mengerikan dan memilukan melihat laporan tentang hak-hak gadis dan wanita Afghanistan yang diperoleh dengan susah payah direnggut dari mereka,” katanya.
Baca Juga: WHO Bentuk Tim Baru untuk Selidiki Asal Usul Covid-19, Tiongkok: Kami Menentang Penelusuran Politik
PBB sedang mengevaluasi situasi keamanan di Afghanistan dan memindahkan beberapa staf ke ibu kota Kabul, tetapi tidak mengevakuasi siapa pun dari negara itu.
Permohonan Sekjen PBB itu datang ketika Taliban merebut kota-kota terbesar kedua dan ketiga di Afghanistan, yakni Herat di barat dan Kandahar di selatan.
Tidak adanya perlawanan dari pasukan pemerintah membuat penduduk tidak percaya dan memicu ketakutan besar bahwa serangan terhadap ibu kota Kabul bisa jadi hanya beberapa hari lagi.
“Mereka benar-benar menjual kami, tidak ada perlawanan dari pemerintah,” kata seorang warga perempuan dari Kandahar sambil menahan air mata.
“Saya tidak pernah membayangkan bahwa Kandahar akan direbut dengan mudah,” tambahnya.
Saksi di Herat dan Kandahar mengatakan bahwa anggota kelompok bersenjata telah mulai menggeledah rumah warga.