Angka itu 30 juta lebih tinggi daripada skenario di mana pandemi tidak terjadi.
"Ketakutan terburuk kami menjadi kenyataan. Membalikkan tingkat kelaparan kronis yang begitu tinggi akan memakan waktu bertahun-tahun jika tidak puluhan tahun," kata kepala ekonom WFP, Arif Husain.
Jumlah orang yang tidak dapat mengakses pangan yang cukup sepanjang tahun naik 320 juta menjadi 2,37 miliar tahun lalu.
Data itu mengalami kenaikan dalam satu tahun sama dengan gabungan lima tahun sebelumnya.
Dari 768 juta orang yang kekurangan gizi, 418 juta berada di Asia, 282 juta di Afrika, dan 60 juta di Amerika Latin dan Karibia.
Di Afrika, 21 persen orang kekurangan gizi, lebih dari dua kali lipat dari wilayah lain.
"Di dunia yang berkelimpahan, kami tidak memiliki alasan bagi miliaran orang untuk kekurangan akses ke makanan sehat. Inilah sebabnya saya mengadakan KTT Sistem Pangan global September ini," kata Sekjen PBB António Guterres.
"(Berinvestasi dalam) perubahan dalam sistem pangan kita akan memulai pergeseran ke dunia yang lebih aman, lebih adil, lebih berkelanjutan. Ini adalah salah satu investasi paling cerdas dan paling penting yang dapat kita lakukan," tambahnya.