Tim Penyelamat Jepang Berusaha Mencari Korban Selamat dari Bencana Tanah Longsor di Atami

- 6 Juli 2021, 12:30 WIB
Para tim penyelamat Jepang mencari korban selamat tanah longsor di Atami.
Para tim penyelamat Jepang mencari korban selamat tanah longsor di Atami. /ANTARA FOTO/ Kyodo/via REUTERS/foc./ ANTARA FOTO/ Kyodo/via REUTERS/foc.

PR CIREBON — Pasukan tim penyelamat Jepang menggunakan alat berat, sekop, dan anjing pelacak di kota tepi laut Atami, pada Senin, 5 Juli 2021 waktu setempat.

Dilaporkan tim penyelamat Jepang terus berusaha mencari korban selamat dari tanah longsor yang menewaskan sedikitnya empat orang dan 24 orang hilang.

Kemudian, tim penyelamat Jepang mengatakan bahwa terdapat dua orang ditemukan dan tidak terluka.

Baca Juga: Israel Gelar Pemungutan Suara Soal Undang-undang yang Melarang Keturunan Palestina Perpanjang Kewarganegaraan

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari The Washington Post, penyiar publik NHK melaporkan bahwa dua hari setelah tsunami lumpur menyapu sejumlah bangunan, menyusul hujan deras, pada Selasa, 6 Juli 2021.

Pada satu titik, para pejabat di Jepang mengatakan 147 orang hilang, tetapi jumlah itu secara bertahap berkurang karena banyak yang ditemukan telah dievakuasi atau tidak berada di rumah.

Perhitungannya rumit karena banyak rumah di Atami yang merupakan rumah liburan atau persewaan.

Baca Juga: Kenali Kebiasaan Kencan dari Pasangan yang Memiliki Zodiak Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces

Atami merupakan sebuah kota berpenduduk 36.000 orang, terletak 60 mil barat daya Tokyo.

Hotel ini terletak di lereng curam yang mengarah ke teluk dan terkenal dengan resor mata air panas.

"Itu hanya beberapa menit," ujar Akun Twitter @522Kmkm yang memposting video tanah longsor.

Dirinya mengatakan kepada surat kabar Mainichi, bahwa seluruh keluarga telah melarikan diri keluar jendela.

Baca Juga: Salah Satunya Meningkatkan Metabolisme, Simak 4 Manfaat Olahraga Pagi untuk Kesehatan Tubuh Manusia

“Satu-satunya pikiran saya saat melihat tanah longsor adalah ketakutan, dan saya merasa seperti akan mati saja,” ujarnya.

Eiji Suzuki mengatakan bahwa dia bergegas keluar dari rumahnya setelah mendengar suara tiba-tiba dan melihat tanah longsor mendekat.

Dia mencoba kembali ke rumah untuk membantu ibunya yang berusia 82 tahun.

Tetapi polisi menyuruhnya untuk mengevakuasi daerah itu dan mengatakan mereka akan menyelamatkannya.

Baca Juga: Lirik Lagu 'All I Want Is You' - Bastian Steel

Mereka melakukan perintah polisi, tetapi dia meninggal di rumah sakit.

"Polisi mendesak saya untuk mengungsi, tetapi sekarang saya menyesal meninggalkan ibu saya," katanya kepada Mainichi.

"Dia adalah orang yang benar-benar baik, Memikirkan semua kenangan kita bersama, aku hancur," ujarnya.

Beberapa daerah telah menerima lebih banyak hujan dalam 24 jam daripada yang biasanya mereka terima sepanjang Juli.

Baca Juga: PM Inggris Boris Johnson Resmi Umumkan Akhir Pembatasan Sosial Covid-19, Berikut Pelonggaran yang Diterapkan

Tetapi, alam mungkin tidak sepenuhnya disalahkan.

Gubernur Shizuoka Heita Kawakatsu mengatakan bahwa prefektur sedang mencari tahu apakah proyek pembangunan berperan dengan meninggalkan gundukan besar tanah yang tampaknya telah runtuh ke sungai.

Sementara itu, juga menggunduli area tersebut dan mengurangi kapasitas tanah pegunungan untuk menahan air, menurut laporan media Jepang.

Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato menyerukan kewaspadaan kepada masyarakat dengan tanah yang begitu jenuh dan melemah.

Baca Juga: Cek Kepribadian dan Kebiasaan Menarik dari Zodiak Leo, Virgo, Libra, dan Scorpio, Salah Satunya Sangat Egois

Sehingga bahkan hujan ringan pun bisa berbahaya, tetapi Perdana Menteri Yoshihide Suga bersumpah akan melakukan upaya habis-habisan untuk menyelamatkan setiap orang yang selamat.

"Polisi, Pasukan Bela Diri, petugas pemadam kebakaran, penjaga pantai Jepang dan lainnya mendedikasikan semua kekuatan mereka," ujarnya.

"Untuk menyelamatkan setiap orang yang tertinggal di puing-puing yang membutuhkan bantuan sesegera mungkin," tambahnya.

Baca Juga: Alami Jantung Palpitasi atau Berdebar Lebih Cepat? Inilah 6 Cara Pengobatan Sederhana di Rumah

Selain itu, seorang pria berusia 75 tahun beruntung dapat melarikan diri ketika rumah di seberangnya tersapu. Pasangan yang tinggal di sana hilang.

"Ini neraka," kata pria itu kepada kantor berita Reuters dari tempat penampungan darurat.***

Editor: Aliyah Bajrie

Sumber: The Washington Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x