Di Tengah Kudeta, Panglima Militer Myanmar Kunjungi Sekutu Rusia, Ada Apa?

- 21 Juni 2021, 17:10 WIB
Panglima militer Myanmar mengunjungi Rusia sebagai salah satu sekutu dan pemasok senjata utama, ada urusan apa?
Panglima militer Myanmar mengunjungi Rusia sebagai salah satu sekutu dan pemasok senjata utama, ada urusan apa? /Reuters/

PR CIREBON – Panglima militer Myanmar tiba di Moskow, Rusia, pada Minggu, 20 Juni 2021 untuk menghadiri konferensi keamanan.

Kunjungan itu merupakan perjalanan kedua yang diketahui dilakukan oleh panglima militer Myanmar ke luar negeri sejak ia merebut kekuasaan pemerintahan dalam kudeta.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dan pemerintah Liga Nasional untuk Demokrasi pada Februari 2021 lalu.

Baca Juga: Zaskia Mecca Ceritakan Sang Suami dan Anak Berada di Tempat Isolasi yang Sama: Berdua Dulu

Pemimpin militer Min Aung Hlaing meninggalkan ibu kota Myanmar, Naypyidaw, pada Minggu dengan penerbangan khusus untuk menghadiri Konferensi Keamanan Internasional Moskow.

Menurut media lokal, dia hadir atas undangan Menteri Pertahanan Rusia dan telah disambut oleh duta besar Rusia untuk Myanmar di bandara.

Namun media tersebut tidak memberikan perincian tentang berapa lama dia direncanakan akan berada di Rusia, sekutu dan pemasok senjata utama bagi militer Myanmar.

Baca Juga: Ramalan Shio Senin 21 Juni 2021: Peruntungan Shio Ayam Jago, Anjing, dan Babi, Cobalah Sejenak Berkontemplatif

Kedutaan Myanmar di Rusia kemudian mengkonfirmasi kedatangan Min Aung Hlaing ke kantor berita negara Rusia RIA Novosti.

"Panglima telah tiba di Moskow," kata seorang juru bicara kedutaan, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.

Tindakan keras pemerintah militer terhadap perbedaan pendapat telah menewaskan sedikitnya 870 warga sipil, menurut kelompok pemantau lokal.

Baca Juga: Tom Stoltman Jadi Manusia Terkuat di Dunia, Menangkan World's Strongest Man 2021

Pada bulan Mei lalu, media lokal melaporkan kepala angkatan udara Myanmar menghadiri pameran helikopter militer di Moskow.

Kunjungan Min Aung Hlaing dilakukan setelah Majelis Umum PBB mengambil langkah langka dengan menyerukan negara-negara anggota untuk mencegah aliran senjata ke Myanmar.

Pada saat itu, Rusia abstain dari pemungutan suara.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta Mingguan, 21-27 Juni 2021: Periode Penyembuhan untuk Pisces, Aquarius Nikmati Arusnya

Resolusi PBB juga menuntut agar militer Myanmar segera menghentikan semua kekerasan terhadap demonstran damai.

Resolusi itu disetujui oleh 119 negara, dengan 36 abstain termasuk Tiongkok, sekutu utama Myanmar. Hanya satu negara, Belarus, yang menentangnya.

Min Aung Hlaing menghadiri pembicaraan krisis dengan para pemimpin 10 negara ASEAN di Jakarta pada bulan April lalu, perjalanan luar negeri pertamanya sejak ia merebut kekuasaan.

Baca Juga: Presiden Baru Iran Disebut Seperti Khomeini, PM Israel Mengutuk Ebrahim Raisi Soal Nuklir

Pertemuan itu menghasilkan pernyataan lima poin konsensus yang menyerukan penghentian segera kekerasan dan kunjungan ke Myanmar oleh utusan khusus regional.

Namun sang jenderal mengatakan dalam wawancara televisi kemudian bahwa Myanmar belum siap untuk mengadopsi rencana tersebut.

Seorang utusan khusus belum ditunjuk, dan kekerasan terus berlanjut di seluruh negeri.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x