PR CIREBON - Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa koalisi Israel yang baru dibentuk yang siap untuk menggulingkannya adalah hasil dari kecurangan pemilu terbesar dalam sejarah demokrasi.
Netanyahu membuat tuduhan besar pada saat kepala keamanan dalam negeri Israel telah memperingatkan publik tentang prospek kekerasan politik.
Netanyahu memfokuskan tuduhannya pada janji kampanye dari orang yang akan menggantikannya sebagai perdana menteri Israel, nasionalis Naftali Bennett.
Baca Juga: Raffi Ahmad Pinjam Uang ke Sandiaga Uno hingga Diledek: Masa Sultan Andara Ngutang
Bennett telah berjanji untuk tidak bermitra dengan partai-partai sayap kiri, tengah dan Arab, tetapi kemudian dia mengumumkan koalisi dengan pemimpin oposisi Yair Lapid dan dengan faksi-faksi dari seluruh spektrum politik.
Di bawah kesepakatan, Bennett akan menjabat pertama sebagai perdana menteri, diikuti oleh Lapid.
Tidak ada tanggal yang ditetapkan untuk pemungutan suara di parlemen, tetapi secara luas pelantikan diperkirakan akan dilakukan pada 14 Juni.
Baca Juga: Ngeri, Seorang Pria Diserang Buaya Saat Menyelam di Sebuah Sungai Florida, Alami Luka di Kepala
“Kita menyaksikan kecurangan pemilu terbesar dalam sejarah negara ini, menurut pendapat saya dalam sejarah demokrasi mana pun,” kata Netanyahu dalam komentarnya kepada legislator dari partai sayap kanannya, Likud, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.