Sebut Tiongkok Bisa Berikan Bukti untuk Bantah Kebocoran Laboratorium, Mantan Kepala FDA AS: Mereka Menolak

- 31 Mei 2021, 15:30 WIB
Mantan Kepala FDA AS menyebut Tiongkok bisa memberikan bukti untuk membantah teori kebocoran laboratorium, namun ditolak.
Mantan Kepala FDA AS menyebut Tiongkok bisa memberikan bukti untuk membantah teori kebocoran laboratorium, namun ditolak. /pixabay/geralt

PR CIREBON – Teori mengenai asal muasal virus penyebab Covid-19 terus menjadi perbincangan, terutama dugaan kebocoran laboratorium di Wuhan.

Menurut mantan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat (AS), teori bahwa Covid-19 berasal dari laboratorium tersebut terus berkembang, sementara teori alami yang berasal dari hewan masih berada di tengah jalan.

Di tengah teori kebocoran laboratorium, Scott Gottlieb, mantan Kepala FDA, menyebutkan bahwa hingga kini pihaknya masih belum menemukan hewan yang menjadi inang dari virus penyebab Covid-19.

Baca Juga: 3 Zodiak Ini Diprediksi Memiliki Minggu yang Hebat dari 31 Mei hingga 6 Juni 2021

"Kami telah melakukan pencarian menyeluruh untuk apa yang disebut inang perantara ini, hewan yang mungkin menjadi inang virus ini sebelum menyebar ke manusia, dan kami belum menemukan hewan seperti itu," jelasnya.

Ia menilai bahwa pemerintah Tiongkok dapat memberikan bukti pembenaran yang menunjukkan bahwa virus yang menyebabkan pandemi Covid-19 tidak bocor dari laboratorium di Wuhan.

“Tetapi mereka menolak melakukannya. Padahal Tiongkok bisa memberikan bukti yang menjadi pengecualian di sini," katanya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari New York Post.

Baca Juga: Ulang Tahun Ke-22, El Rumi Dapat Ucapan Menyentuh Ini dari Irwan Mussry

Gottlieb juga membeberkan contoh bukti yang bisa diberikan Tiongkok untuk membantah teori kebocoran di laboratorium tersebut.

“Tiongkok bisa memberikan sampel darah dari orang yang bekerja di laboratorium di Wuhan, dan mereka menolak untuk melakukan itu. Tiongkok bisa memberikan sumber strain asli, mereka telah menolak untuk melakukan itu.

“Tiongkok bisa memberikan akses dan data inventaris yang ada di laboratorium di Institut Virologi Wuhan, mereka juga menolak untuk melakukan itu,” jelasnya.

Baca Juga: Lirik Lagu I Regret 'OST. Youth of May' dan Terjemahan Bahasa Indonesia - Houdini

Gottlieb menilai bahwa karena laboratorium Wuhan tersebut kurang terkontrol dan melakukan penelitian berisiko tinggi pada virus mirip SARS.

Ia menambahkan bahwa muncuknya kabar yang menyebut pekerja di laboratorium Wuhan terinfeksi dengan gejala mirip virus Corona baru pada musim gugur 2019 menambah kepercayaan pada teori kebocoran.

Jika teori itu ditentukan oleh para ahli sebagai kemungkinan, pengembangan dapat mengarah pada tindakan keamanan yang lebih tinggi di laboratorium tempat orang melakukan penelitian tentang virus.

Baca Juga: Simon Cowell Batalkan Penampilan Sebagai Juri dalam Ajang 'X Factor Israel'

“Penting untuk memahami kemungkinan besar virus ini memang keluar dari lab, sehingga kami dapat lebih memfokuskan perhatian internasional untuk mencoba mendapatkan inventaris yang lebih baik tentang lab ini, keamanan yang lebih baik, memastikannya dibuat dengan benar,” kata Gottlieb.

Sementara itu, mengenai cara menangani penyebaran virus, Gottlieb mengatakan tidak ada banyak yang berubah jika virus memang berasal dari laboratorium ataupun dari hewan.

“Tidak ada yang akan kita pelajari tentang karakteristik virus saat ini dengan mengetahui asal-usulnya. Kami sudah cukup berpengalaman dengan virus ini untuk sepenuhnya memahaminya," pungkasnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x