Soal Peneliti Laboratorium Wuhan yang Disebut Sempat Sakit, Pemerintah AS: Kami Butuh Investigasi Independen

- 25 Mei 2021, 13:30 WIB
Pemerintah AS buka suara soal laporan yang menyebutkan adanya peneliti laboratorium Wuhan yang sempat sakit.
Pemerintah AS buka suara soal laporan yang menyebutkan adanya peneliti laboratorium Wuhan yang sempat sakit. /Pixabay/Jarmoluk

PR CIREBON – Pemerintah Amerika Serikat (AS) buka suara terharap laporan dari Badan intelijen negaranya terkait informasi bahwa peneliti di laboratorium virologi Wuhan, Tiongkok, sakit parah pada November 2019.

Menurut sebuah sumber, pemerintah AS memperingatkan bahwa hingga saat ini, masih belum ada bukti penyakit itu berasal laboratorium di Wuhan, Tiongkok.

Sebelumnya, laporan intelijen AS yang masih dirahasiakan itu beredar selama pemerintahan mantan Presiden Donald Trump, menyebut bahwa tiga peneliti Institut Virologi Wuhan menjadi sangat sakit pada November 2019.

Baca Juga: Kamala Harris Tuai Kecaman Gegara Terekam Kamera Menyeka Tangan Usai Salaman dengan Presiden Korea Selatan

Karena itu, para peneliti tersebut mencari perawatan di rumah sakit, menurut sumber yang mengetahui pelaporan dan analisis intelijen AS.

Hingga kini, masih belum jelas apakah para peneliti ini pada akhirnya dirawat di rumah sakit atau seperti apa gejala mereka.

Sedangkan juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok, Zhao Lijian, mengatakan pada Senin, 24 Mei 2021, bahwa kabar yang menyebutkan tiga anggota laboratorium Wuhan jatuh sakit adalah tidak benar.

Baca Juga: Sergio Ramos dan Pemain Real Madrid Tidak Termasuk dalam Skuad, Ini Daftar Pemain Timnas Spanyol Euro 2020

"Kami tidak memiliki cukup informasi untuk menarik kesimpulan tentang asal-usul virus Corona," kata sekretaris pers Gedung Putih, Jen Psaki, dalam jumpa pers pada hari Senin.

“Kami membutuhkan data. Kami membutuhkan investigasi independen. Dan itulah tepatnya yang kami lakukan, "kata Psaki, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera.

Dalam sebuah laporan yang ditulis bersama dengan para ilmuwan Tiongkok dan dikeluarkan pada Maret lalu, tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menghabiskan empat minggu di sekitar Wuhan pada Januari dan Februari mengatakan virus itu mungkin telah ditularkan dari kelelawar ke manusia.

Baca Juga: Tweet Kontroversial Jurnalis yang Memuji Hitler Kembali Trending di Tengah Perang Kata-kata Israel Palestina

Penularan itu dilakukan melalui hewan lain, dan itu kebocoran melalui laboratorium dianggap sebagai teori yang sangat tidak mungkin.

“Komunitas intelijen AS tidak mengesampingkan kedua teori tersebut,” kata salah satu sumber AS.

Ia menambahkan bahwa laporan intelijen tentang kemungkinan infeksi pada November di antara peneliti di Institut Virologi Wuhan tidak dapat diabaikan begitu saja.

Baca Juga: Ahmadinejad Kembali Mencalonkan Diri sebagai Presiden Iran, Apa Tanggapan Israel?

Laporan rahasia tersebut dianggap valid oleh lembaga pemerintah AS saat ini, oleh para ahli yang menyelidiki asal-usul Covid-19, dan oleh pejabat di pemerintahan Presiden Joe Biden.

"Kami terus memiliki pertanyaan serius tentang hari-hari awal pandemi Covid-19, termasuk asal-usulnya di Tiongkok," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.

Sementara itu, Wang Yanyi, kepala laboratorium Wuhan, mengatakan bahwa klaim AS terkait teori itu adalah rekayasa murni.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x