PR CIREBON - Seorang Juru Bicara Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan bersalah karena membagikan video hoaks tentang konflik antara Israel dan Palestina yang berasal dari tahun lalu.
Informasi yang salah tentang konflik antara Israel dan Palestina yang dibagikan Juru Bicara Israel di media sosial yang mengancam itu, kian memperburuk ketegangan antara Hamas dan pasukan militer Israel.
Peringatan media sosial saat foto dan video yang 'dimanipulasi' oleh Juru Bicara Israel tentang kekerasan Gaza tersebut menjadi viral, seperti dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari I-News.
Seorang Juru Bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membagikan video beberapa tahun lalu dengan 97.000 pengikutnya.
Twitter menempatkan peringatan "manipulasi media" pada tweet yang sekarang dihapus oleh Ofir Gendelman yang menampilkan video berdurasi 28 detik yang mengklaim menunjukkan Hamas menembakkan roket ke Israel selama putaran terakhir kekerasan.
Dia memposting video itu dan mengatakan itu adalah bukti dari "kejahatan perang" oleh Hamas, padahal video tersebut berasal dari beberapa tahun yang lalu.
Baca Juga: Banyak Menyantap Makanan Tak Sehat Saat Idul Fitri? 5 Olahraga Ini Mampu Kurangi Lemak di Tubuh
Video yang dia bagikan dapat ditemukan di saluran YouTube tahun 2018 dan deskripsi menunjukkan bahwa itu difilmkan di kota Daraa, Suriah.
"Berikut bukti yang lebih jelas bahwa milisi teroris Hamas dengan sengaja menembakkan roket dari dalam lingkungan permukiman di Gaza. Ini kejahatan perang yang mengerikan," tulis deskripsi YouTube tersebut.
Twitter menggunakan stiker 'manipulasi media' ketika media atau konteks di mana media disajikan diubah atau dimanipulasi secara signifikan dan menipu.
WhatsApp juga menjadi sumber utama misinformasi. Minggu ini, klaim palsu bahwa massa Palestina akan menyerang warga Israel menyebar melalui file audio atau sebagai blok teks Ibrani, menurut temuan The New York Times.
"Warga Palestina datang, orang tua harus melindungi anak-anak Anda," kata pesan itu dan diedarkan di Telegram serta beberapa grup WhatsApp.
Beberapa akun Twitter membagikan video yang mengklaim bahwa warga Palestina melakukan pemakaman palsu di Gaza untuk menarik simpati.
Sebuah video ditonton lebih dari 140.000 kali, menunjukkan sekelompok orang membawa tubuh dengan tandu, tetapi setelah mendengar sirene - jatuhkan dan melarikan diri. Orang yang berada di atas tandu kemudian bangkit dan berjalan pergi.
“Hari ini di Gaza, orang-orang Palestina berpura-pura menghadiri pemakaman dan memotretnya sehingga mereka akan merasa kasihan kepada mereka. Tapi kemudian alarm berbunyi… ups #israel #IsraelUnderFire #IsraelUnderAttack," tulis deskripsi video tersebut.
Tetapi video aslinya dapat ditelusuri kembali hingga Maret tahun ini dan diperkirakan menunjukkan sekelompok anak muda yang berusaha memecahkan penguncian Covid-19 di Yordania.
Itu terjadi ketika perusahaan media sosial menghadapi kritik atas peran mereka dalam membungkam pihak Palestina dalam konflik tersebut.
Aktivis hak digital Palestina menyatakan keprihatinan setelah Instagram menghapus postingan yang menyoroti penggusuran warga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur, sementara Twitter menangguhkan akun yang terkait dengan titik nyala tersebut.
Pada hari Senin, 7amleh, sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada media sosial, menerima lebih dari 200 keluhan tentang postingan yang dihapus dan akun yang ditangguhkan terkait dengan Sheikh Jarrah.
Baca Juga: Deddy Corbuzier Jawab Sentilan Soal Gaza, Sebut Sedang Berusaha Datangkan Dubes Palestina ke Podcast
Instagram dan Twitter mengatakan akun tersebut ditangguhkan karena kesalahan oleh sistem otomatis dan masalah telah diselesaikan dan konten dipulihkan, tetapi 7amleh menyerukan transparansi lebih lanjut tentang mengapa masalah ini terjadi. ***