Keluarga roket Long March 5 telah menjadi bagian integral dari ambisi luar angkasa jangka pendek Tiongkok mulai dari pengiriman modul dan awak stasiun luar angkasa yang direncanakan hingga peluncuran wahana penjelajahan ke bulan dan bahkan Mars.
Roket Tiogkok jenis Long March yang diluncurkan minggu lalu adalah penyebaran kedua dari varian 5B sejak penerbangan perdananya pada Mei tahun lalu.
Baca Juga: Simak! Berikut Kriteria Kendaraan yang Dibolehkan Melintas Selama Penerapan Larangan Mudik Lebaran
Ahli astrofisika yang berbasis di Harvard, Jonathan McDowell, menyebut bahwa ada kemungkinan puing-puing roket itu bisa jatuh di darat, mungkin di daerah berpenduduk.
Seperti pada Mei 2020, ketika potongan-potongan dari roket Tiongkok Long March 5B pertama menghujani Pantai Gading, merusak beberapa bangunan, meskipun tidak ada korban luka yang dilaporkan.
Sedangkan, puing-puing dari peluncuran roket itu tidak jarang terjadi di negara Tiongkok.
Baca Juga: Genap Berusia 37 Tahun, Nadine Chandrawinata Bersyukur: Selalu Berada di Sekitar Orang-orang Baik
Pada akhir April, pihak berwenang di kota Shiyan, provinsi Hubei, mengeluarkan pemberitahuan kepada orang-orang di sekitar kabupaten tersebut untuk mempersiapkan evakuasi karena bagian-bagian diperkirakan akan mendarat di daerah tersebut.
"Masuknya kembali roket Tiongkok Long March 5B tidak biasa karena selama peluncuran, tahap pertama roket mencapai kecepatan orbit alih-alih jatuh ke bawah seperti yang biasa dilakukan," kata Aerospace Corporation dalam keterangannya.
"Badan roket kosong sekarang berada dalam orbit elips di sekitar Bumi di mana ia ditarik menuju reentry yang tidak terkendali."