PR CIREBON - Brasil menjadi salah satu negara yang paling memilukan. Pasalnya, usai hancur akibat dilanda pandemi Covid-19, kini epidemi kelaparan harus pula direguk.
Puluhan juta orang Brasil menghadapi kelaparan atau kerawanan pangan saat krisis Covid-19 di negara itu terus berlanjut hingga menewaskan ribuan orang setiap hari.
Jumlah orang yang kelaparan hampir dua kali lipat di Brasil baru-baru ini.
Baca Juga: Ketua MPR RI Bambang Soesatyo Bangga dengan Pembalap Muda Berusia 10 Tahun Qarrar Firhad Ali
Anak-anak, banyak di antaranya tidak bersekolah dan memilih untuk mengemis di luar supermarket dan restoran.
Seluruh keluarga berdesakan di kamp trotoar yang tipis dan meminta susu formula bayi, kue, atau apa pun.
Satu tahun setelah pandemi, jutaan orang Brasil kelaparan.
Sejak awal wabah, kepemimpinan Brasil telah skeptis terhadap dampak penyakit dan meremehkan nasihat ahli kesehatan, dengan alasan kerusakan ekonomi.
Hal itu menyebabkan Brasil menjadi negara dengan salah satu korban tewas tertinggi di dunia.
Pandemi memperburuk krisis ekonomi Brasil dan telah meningkatkan jumlah pengangguran dan tunawisma.
Baca Juga: Catat! Sidang Isbat 1 Syawal 1442 H untuk Penetapan Hari Raya Idul Fitri Diselenggarakan 11 Mei 2021
"Cara pemerintah menangani virus telah memperdalam kemiskinan dan ketidaksetaraan," kata Douglas Belchior, pendiri UNEafro Brasil, salah satu dari sedikit organisasi yang berkumpul untuk mengumpulkan dana guna membawa dapur ke komunitas yang rentan.
"Kelaparan adalah masalah serius dan tak tersembuhkan di Brasil," sambungnya, dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari The New York Times.
Menurutnya, adalah suatu hal yang tidak masuk akal untuk memperbaiki ekonomi ditengah virus yang semakin mewabah.
"Ketika virus akhirnya surut, keluarga yang lebih miskin akan lebih sulit pulih," katanya.***