Network
PR CIREBON - Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach akan mengunjungi Jepang pada, 17 Mei mendatang.
Namun, Jepang sedang berjuang untuk menahan lonjakan kasus Covid-19 sebelum dimulainya Olimpiade Tokyo 2021.
Thomas Bach akan menghadiri upacara estafet obor di kota barat Hiroshima pada 17 Mei, dan bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga pada hari berikutnya.
Baca Juga: Selamat dari Serangan KKB, Kepala Suku Dambet Gelar Bakar Batu sebagai Wujud Raya Syukur
Thomas Bach berharap kedatangannya memberikan Jepang kelonggaran untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Tokyo 2021.
Pihaknya akan memasok vaksin Pfizer demi keselamatan bersama.
Hal ini karena menerima kabar bahwa pihak perdana menteri mengamankan dosis vaksin tambahan dari Pfizer untuk melawan gelombang virus baru.
Baca Juga: Simak Arti Tanda Neptunus dalam Ramalan Astrologi Berdasarkan Zodiak Anda!
Thomas Bach diharapkan mendukung komitmen Jepang untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2021 musim panas dengan aman.
"Kami mengetahui niat presiden Bach untuk datang ke Jepang dan akan menyambut kunjungan seperti itu," kata panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo dalam sebuah pernyataan.
Namun, panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2021 menyebutkan belum ada keputusan konkret yang diputuskan.
Baca Juga: 10 Tanda Pria Masih Mencintai Mantan Pacar dan Hanya Menggunakan Anda sebagai Pengalihan
Kurang dari 100 hari hingga Olimpiade akan dimulai di Tokyo, Jepang memperluas tindakan darurat ke 10 wilayah ketika gelombang keempat kasus Covid-19 menyebar.
Dalam kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat, Yoshihide Suga mengatakan pada konferensi pers bahwa dia mengatakan kepada presiden Joe Biden bahwa dia berkomitmen untuk maju dengan Olimpiade. Jumat, 16 April 2021.
Diketahui bahwa Yoshihide Suga telah menggunakan perjalanannya ke AS untuk mendapatkan dosis tambahan vaksin Pfizer untuk mencoba menahan penyebaran.
Yoshihide Suga membuat permintaan tersebut selama panggilan telepon dengan kepala eksekutif Pfizer Albert Bourla pada hari terakhir dari kunjungan tiga hari ke Washington.
Hanya 0,9% masyarakat Jepang telah menerima suntikan vaksin pertama.
Hal ini dibandingkan dengan 2,5% di Korea Selatan, dan 48% di Inggris Raya.
Jepang yang masih dalam tahap awal pengembangan vaksin dalam negeri harus mengandalkan impor dan telah menandatangani perjanjian dengan Pfizer, AstraZeneca dan Moderna.
Vaksin Pfizer adalah satu-satunya yang disetujui Jepang sejauh ini.
Pemerintah Jepang mengatakan telah mengamankan 314 juta dosis, cukup untuk menutupi seluruh populasinya pada akhir tahun ini. Itu termasuk 144 juta dosis dari Pfizer.
Menyikapi kekhawatiran tentang kekurangan pekerja medis yang memberikan suntikan.
Kemudian, pemerintah Jepang merevisi undang-undang untuk merekrut perawat yang telah pensiun atau sedang cuti untuk membantu vaksinasi.***
