Sementara ,yang lain mempertanyakan kurangnya sumber daya yang disediakan oleh negara.
Para pengawas juga dikatakan telah menyoroti lambannya penerapan kebijakan pembelajaran jarak jauh, yang dianggap mengalami kemajuan yang buruk.
Baca Juga: Rusia Berharap Prancis Dukung Inisiatif untuk Cegah Perlombaan Senjata di Luar Angkasa
Setelah kematian menteri, komisi baru kini telah diatur kembali di bawah Ri Guk Chol, presiden Universitas Kim Il Sung, tambah laporan itu.
Dengan melihat hukuman mati tersebut, agar tidak berulang, pejabat pemerintah Korea Utara berencana untuk melakukan konferensi video call secara teratur.
Bukan kali ini saja, pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un memberikan hukuman mati kepada bawahannya yang mendapat vonis bersalah.
Baca Juga: Menteri Pertahanan Israel Sebut Pihaknya Siap Kerja Sama dengan Amerika Serikat di Iran: Mitra Penuh
Eksekusi datang dalam antrean panjang yang dilakukan oleh Kim. Tahun lalu, Kim Jong-un dilaporkan memvonis hukuman mati terhadap seorang jenderal dengan cara dijadikan santapan ke piranha atau ikan buas pemangsa daging.
Sementara, lima pembantunya dikatakan telah dibunuh oleh regu tembak setelah pertemuan puncak 2019 dengan Donald Trump gagal menghasilkan kesepakatan.
Awal pekan ini, laporan terbaru mengemukakan Kim dituduh menciptakan 'sekolah nuklir', yang sepenuhnya berfokus pada pembuatan dan persenjataan rudal.***