Dia melakukan apapun yang ia bisa, Safra mencoba menarik kenop pintu menggunakan hanger handuk.
Namun hal itu tidak berhasil. Ia juga tidak membawa ponsel yang dapat digunakan untuk meminta bantuan.
Meskipun ia mencoba tenang, Safra kemudian menjadi risau, sebab tangan dan kaki anak tertuanya telah membiru.
Ia juga telah memanaskan pemanas air pada level maksimal, namun ia takut dengan risiko yang dapat menyebabkan lemas hingga kesulitan bernapas.
Kemudian ketika putrinya mengatakan bahwa ia lapar, Safra mengatakan tidak punya pilihan lain, selain memberinya air dari shower.
“Untuk putri terkecil Malika, saya menyusuinya. Pada saat itu kami semua mengalami hipotermia. Kami sangat lelah dan mengantuk. Kami merasa seperti akan menutup mata kami,” ujarnya.
Safra kemudian mengatakan bahwa ia merasa hancur dan tidak dapat melakukan apapun, ketika putri tertuanya mengatakan bahwa ia kedinginan.
Sementara putrinya bukanlah tipikal anak yang biasa menggunakan selimut, ketika tidur menggunakan pendingin ruangan.