Pada awal abad ke-20, perdebatan kritis dan keresahan besar terjadi di antara perempuan.
Penindasan dan ketidaksetaraan perempuan memaksa perempuan untuk lebih vokal dan aktif mengkampanyekan perubahan.
Sekitar tahun 1908 ketika 15.000 wanita berbaris melalui New York City menuntut gaji yang lebih baik dan hak suara antara lain.
Baca Juga: Pamer Kedekatan Keluarga Kecilnya di Akhir Pekan, Mayangsari: Golden Bonding
Baca Juga: Barbie Kumalasari Kritik Akting Amanda Manopo di Sinetron Ikatan Cinta, Inul Daratista: Dia Halu
Pada tahun 1910, seorang wanita bernama Clara Zetkin, yang merupakan pemimpin 'Kantor Wanita' untuk Partai Sosial Demokrat di Jerman, mengajukan gagasan Hari Wanita Internasional untuk mendesak tuntutan wanita.
Konferensi lebih dari 100 wanita dari 17 negara menerima saran Zetkin dengan persetujuan bulat dan Hari Perempuan Internasional dirayakan untuk pertama kalinya pada tahun 1911.
Pada tahun 1913, tanggal Hari Perempuan Internasional diubah menjadi 8 Maret dan dirayakan pada hari yang sama setiap tahun.
Baca Juga: Ungkap Kedok Dukun yang Jual Jenglot Penarik Rezeki, Deddy Corbuzier Datangkan Pesulap Merah