Yakni dengan menargetkan dan mendefinisikan muslim sebagai ancaman berisiko tinggi karena radikalisasi.
Menurutnya, langkah-langkah Islamofobia tersebut termasuk membatasi Muslim untuk hidup sesuai dengan sistem kepercayaan mereka, menghubungkan komunitas agama, pembatasan akses ke kewarganegaraan, pengucilan sosial ekonomi, dan stigmatisasi yang meluas terhadap komunitas Muslim dunia.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Senin 8 Maret 2021 Hari Baik bagi Libra Namun Tidak Untuk Leo dan Virgo
Selain itu, Ahmad Shaheed mencatat bahwa terjadinya Anti-Islam ini bermula setelah serangan teroris 9/11 dan tindakan terorisme lainnya yang dilakukan mengatasnamakan Islam.
Sebagaiman dikutip dari Website News UN, ia menyuarakan keprihatinan bahwa di banyak negara ketika musliam menjadi minoritas.
Menurutnya, mereka sering dinilai berdasarkan karakteristik stereotip 'Muslim', seperti nama, warna kulit, dan pakaian, termasuk pakaian keagamaan seperti jilbab.
Baca Juga: POPULER HARI INI: Roy Suryo Sindir Moeldoko hingga DPD Demokrat Jabar Ancam Laporkan Oknum Kader
Ahmad Shaheed mengatakan bahwa diskriminasi dan permusuhan Islamofobia sering kali bersinggungan ketika setiap wanita Muslim mungkin menghadapi hukuman tiga kali lipat.
Ketidakadilan itu terjadi karena mereka termasuk etnis minoritas dan seorang Muslim
Sementara itu, ia menambahkan kiasan yang merugikan tentang Muslim dan Islam terus-menerus.