Baca Juga: Tidak Hanya Kurs Rupiah yang Menurun, Harga Emas Juga Kian Terpuruk Berada di Bawah 1.700 Dolar AS
Dia pun berlari ke tempat petugas memukuli para pengunjuk rasa, yang terjadi di depan klinik, dan terlihat seperti perang.
Ann Roza berpikir lebih baik dia yang yewas dibandingkan harus menanggung kematian banyak orang.
Diakuinya bahwa dia menangis dengan keras hingga tenggorokannya sakit, niatnya adalah untuk membantu pengunjuk rasa melarikan diri dan bebas melakukan protes dengan menghentikan pasukan keamanan.
Dia meminta petugas untuk tidak terus menangkap warga, dan memohon pada mereka. Dikatakannya saat itu dia tidak merasa takut.
Baca Juga: Kabar Gembira! Whatsapp Dikabarkan Akan Luncurkan Fitur Panggilan Video Grup di Dekstop
Baca Juga: Komentari Soal Kerumunan Jokowi di NTT, dr. Tirta: Persis Seperti yang Dialami Atta Halilintar
Baca Juga: Menang 2-0, Penampilan Timnas U-23 Belum Bisa Puaskan Pelatih Shin Tae-yong
"Jika saya takut dan melarikan diri, semua orang akan mendapat masalah. Saya tidak takut sama sekali. Aku memikirkan gadis dari Naypyitaw dan gadis dari Mandalay," katanya, dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Sky News pada Sabtu, 6 Maret 2021.
Ketika petugas sampai di dekat pohon Beringin, dia memanggil mereka dan memberitahu untuk membunuhnya saja karena tidak ingin melihat orang lain dibunuh. Dia menangis keras-keras dan para petugas berhenti sebentar.