Pengunjuk Rasa Myanmar Serukan Pemogokan Umum Terhadap Kudeta

- 22 Februari 2021, 12:00 WIB
Massa pengunjuk rasa di Myanmar menentang kudeta militer, Minggu 21 Februari 2021./
Massa pengunjuk rasa di Myanmar menentang kudeta militer, Minggu 21 Februari 2021./ /Reuters/Stringer

Tanggapan pasukan keamanan kali ini tidak begitu mematikan, tetapi setidaknya tiga pengunjuk rasa kini telah tewas setelah dua orang ditembak mati di kota kedua Mandalay pada hari Sabtu.

Baca Juga: Masih Pertanyakan Asal Usul Virus Corona, AS Desak Tiongkok Berikan Data Asli Soal Covid-19

Kini dikabarkan seorang polisi tewas karena cedera dalam protes.

Kematian di Mandalay tidak mematahkan semangat pengunjuk rasa, ketika puluhan ribu orang protes di sana dan di kota terbesar Myanmar, Yangon.

"Para pengunjuk rasa sekarang menghasut orang-orang, terutama remaja dan pemuda yang emosional, ke jalur konfrontasi di mana mereka akan menderita kehilangan nyawa," kata media milik negara, MRTV.

Kementerian Luar Negeri menyampaikan bahwa pihak berwenang menahan diri sepenuhnya.

Hal itu untuk menegur beberapa negara asing yang disebutnya ikut campur dalam urusan dalam negeri Myanmar.

Beberapa negara Barat mengutuk kudeta dan mengecam kekerasan terhadap pengunjuk rasa.

Baca Juga: Tak Lagi Dibuang Usai Bertugas, Kini Anjing dan Kuda Kepolisian Dapat Dana Pensiunan di Polandia

Amerika Serikat, Jepang, Singapura, Inggris, dan Jerman juga mengutuk kekerasan itu dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan kekuatan mematikan tidak dapat diterima.

Halaman:

Editor: Tita Salsabila

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x