PR CIREBON – Empat pensiunan perwira intelijen militer Taiwan, termasuk seorang mayor jenderal, telah didakwa melakukan kegiatan mata-mata untuk Tiongkok.
Perihal dakwaan kepada empat pensiunan militer Taiwan yang diduga jadi mata-mata untuk Tiongkok diutarakan oleh jaksa penuntut pada Sabtu, 20 Februari 2021.
Kantor Kejaksaan Distrik Taipei mengungkapkan bahwa keempat orang militer Taiwan itu dituduh mengembangkan jaringan mata-mata untuk Tiongkok dan mengumpulkan informasi rahasia untuk Beijing.
Baca Juga: Jakarta Dilanda Banjir, dr. Tirta: Semoga Covid-19 Minggat Takut Sama Banjir
Kedua belah pihak telah memata-matai satu sama lain sejak Nasionalis melarikan diri ke pulau itu untuk membentuk pemerintah saingan pada tahun 1949, setelah kalah dalam perang saudara di daratan oleh komunis.
Tiongkok mengklaim Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri dan demokratis sebagai bagian dari wilayahnya dan menunggu reunifikasi.
Pengacara pemerintah mengatakan bahwa dua mantan kolonel Taiwan direkrut oleh seorang pejabat keamanan nasional Tiongkok di provinsi selatan Guangdong.
Selain itu, mereka juga telah memperkenalkan beberapa rekannya kepada pejabat tersebut sejak 2012.
Di antara mereka yang diperkenalkan adalah mantan mayor jenderal, yang diidentifikasi dengan nama keluarganya Yueh.
Yueh menerima uang tunai, hadiah dan tamasya gratis selama beberapa perjalanan ke Tiongkok daratan dan Makau.
Baca Juga: Pernikahan Kalina Ocktaranny dengan Vicky Prasetyo Batal, Netizen Banyak Sebut Ini Settingan
Ia juga disebut bekerja untuk merekrut petugas lain dalam mengembangkan jaringan intelijen untuk Beijing.
“Terdakwa menyadari kebuntuan antara negara kami dan Tiongkok, tetapi mereka menginginkan keuntungan ilegal seperti tunjangan (ditawarkan oleh Tiongkok) untuk melakukan bisnis di sana, penghargaan finansial dan perjalanan gratis," kata jaksa dalam sebuah pernyataan, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Straits Times.
Mereka menghadapi dakwaan di bawah undang-undang keamanan nasional dan undang-undang kerja intelijen nasional.
Baca Juga: Link Live Streaming Lazio vs Sampdoria, Menang atau Kehilangan Peluang Liga Champions Musim Depan
Beijing telah meningkatkan tekanan di Taipei sejak pemilihan Presiden Tsai Ing-wen 2016, sebagian karena Tsai menganggap Taiwan sebagai negara berdaulat de facto.
Pada bulan Oktober, pengadilan Taiwan menghukum seorang letnan kolonel empat tahun penjara karena memata-matai Beijing.
Pemerintah Tiongkok juga melaporkan tindakan keras terhadap ratusan kasus spionase yang terkait dengan Taiwan dan menangkap sekumpulan mata-mata Taiwan dan kaki tangannya.
Beberapa warga Taiwan telah dimasukkan ke tahanan di Tiongkok karena dituduh melakukan berbagai kejahatan anti-negara dalam kasus-kasus yang menyebabkan protes di dalam negeri.***