Tak Malu Demi Hidupi Anak, Aksi Manusia Silver Disorot Media Amerika Serikat

- 19 Februari 2021, 20:00 WIB
Puryanti, perempuan 29 tahun, dan Raffi keponakannya yang berusia 15 tahun, sedang membaluri sekujur tubuhnya dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan cat warna perak untuk menjadi 'manusia silver', sebagai bagian dari aksi mereka guna melangsungkan hidup.*
Puryanti, perempuan 29 tahun, dan Raffi keponakannya yang berusia 15 tahun, sedang membaluri sekujur tubuhnya dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan cat warna perak untuk menjadi 'manusia silver', sebagai bagian dari aksi mereka guna melangsungkan hidup.* /REUTERS/Adi Kurniawan

PR CIREBON — Belakangan ini, tak jarang kita melihat di perempatan jalan atau lampu merah, ada orang yang sekujur tubuhnya dibaluri cat berwarna perak atau dijuluki ‘manusia silver’ berjalan berkeliling.

Baru-baru ini, aksi manusia silver mendapat sorotan media asing asal Amerika Serikat, yakni New York Post.

Yang mana pada tanggal 8 Februari 2021 lalu menayangkan sebuah artikel feature tentang kehidupan salah satu manusia silver yang ada di Kota Depok, Jawa Barat.

Baca Juga: Keracunan usai Minum Hand Sanitizer, Wanita asal Amerika Serikat Meninggal Dunia

Dikisahkannya, manusia silver di Indonesia berani untuk beraksi seperti itu demi memenuhi kebutuhan hidup mereka, di tengah ketar-ketirnya susah mencari sesuap nasi dari lapangan pekerjaan yang lebih layak.

Puryanti, seorang janda berumur 29 tahun memiliki anak laki-laki berusia 5 tahun, tampak sedang membungkuk kaku seperti robot, saat ia dan keponakannya yang berumur 15 tahun, tengah berdandan untuk menjadi manusia silver.

Tubuh mereka berkilau dengan cat warna perak, di jalanan mereka meminta koin kepada orang yang lewat di persimpangan jalan, di tengah hirup pikuk kesibukan dekat ibu kota Jakarta.

Baca Juga: Ahli Meteorologi di Angkatan Laut Amerika Serikat Temukan Dompet yang Hilang 53 Tahun Lalu di Antartika

Puryanti dan anaknya termasuk di antara sekelompok orang yang dijuluki ‘manusia silver.

Ia menggunakan strategi tersebut untuk menarik perhatian, namun di balik itu adalah suatu perjuangan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Apalagi situasi saat ini, di tengah himpitan terpaan pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, hingga membuat perekonomian terjatuh dalam resesi.

Baca Juga: Aksi Massa Petani di India Tuai Sorotan, Amerika Serikat Anjurkan Bangun Dialog

“Ada yang memberi, ada yang tidak,” lirih Puryanti.

Puryanti mengaku terpaksa menjadi manusia silver sudah tiga bulan dan tampil setiap hari, ditemani keponakannya Raffi.

“Terkadang ada seseorang yang memberi cukup lumayan untuk menyambung hidup,” ungkapnya.

Baca Juga: Dukung Pemakzulan Donald Trump, Legislator Partai Republik Amerika Serikat Dikecam Sesama Anggotanya

Kalau lagi beruntung, pada hari-hari baik menurut perhitungan orang Jawa dikatakan Puryanti, bisa memperoleh sekitar 70.000 Rupiah atau sekitar 5 dolar Amerika Serikat sehari.

Nominal ini hanya cukup untuk makan sederhana bersama keluarganya, dan sedikit menyisihkan untuk tabungan bayar sewa kontrakan rumah.

Dalam menjalankan aksinya menjadi manusia silver, Puryanti menggunakan cat buatan sendiri.

Baca Juga: Iran Pastikan Tidak akan Terima Tuntutan Amerika Serikat sebelum Sanksi Dicabut

Campuran serbuk sablon dan minyak goreng, untuk melapisi tubuh mereka dan menambah efek dramatis aksi robot tersebut.

Diutarakannya, bahwa cat warna perak yang dipakainya tidak menyebabkan efek buruk.

“Saya tidak malu bekerja seperti ini. Yang penting ini semua demi menghidupi anak-anak saya,” getir Puryanti.

Baca Juga: Gandeng Negara-negara Asia Tenggara, Amerika Serikat Siap Melawan Tekanan Tiongkok

Seperti diketahui, pandemi Covid-19 yang berkepanjangan membawa resesi pertama di Indonesia dalam lebih dari dua dekade, dengan ekonomi menyusut hampir 2,2 persen pada kuartal keempat.

Hal ini telah menyulitkan jutaan orang di sektor informal yang harus meninggalkan rumah mereka untuk mencari nafkah.

Jumlah penduduk miskin di Indonesia berjumlah 26,42 juta dari populasi lebih dari 270 juta, statistik pemerintah menunjukkan, angka yang tumbuh sebesar 1,63 juta selama periode dari September 2019 hingga awal pandemi pada Maret 2020.

Baca Juga: Kembali Panas, Media Tiongkok Sebarkan Teori Konspirasi 'Covid-19 Diciptakan di Laboratorium Amerika Serikat'

Puryanti sudah mengkonfirmasi ke pihak Kepolisian, bahwa untuk dia bisa terus bekerja sebagai ‘manusia silver’ untuk saat ini, selama dia mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19 seperti memakai masker.

Tapi dia sebenarnya punya ambisi yang lebih tinggi. “Saya ingin punya usaha sendiri. Saya ingin membuka toko kecil tapi saya tidak punya modal untuk itu,” pungkasnya.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x