Sepekan Jabat Presiden AS, Joe Biden Bekukan Sementara Penjualan Senjata Bernilai Miliaran Dolar ke UEA

- 28 Januari 2021, 21:02 WIB
Ilustrasi jet tempur. Seminggu pasca menjabat Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden membekukan sementara penjualan senjata bernilai miliaran dolar ke UEA.*
Ilustrasi jet tempur. Seminggu pasca menjabat Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden membekukan sementara penjualan senjata bernilai miliaran dolar ke UEA.* /Pixabay/Defence-Imagery

Sejak menjabat, dia telah menandatangani serangkaian tindakan eksekutif untuk meninjau atau membalikkan beberapa kebijakan utama Trump.

Trump mengawasi hubungan AS yang erat dengan UEA dan Arab Saudi, sejalan dengan dukungan kuatnya untuk Israel dan kampanye "tekanan maksimum" terhadap Iran.

Baca Juga: Remaja Palestina Ditembak Tentara Israel Disebut Lakukan Penikaman, sang Ibu: Dia Hanya Pikirkan Ujian Sekolah

Pada Mei 2019, mantan presiden AS mengumumkan keadaan darurat nasional karena ketegangan dengan Iran untuk menghindari keberatan dari Kongres tentang penjualan senjata senilai 8 miliar dolar Amerika Serikat (Rp 113 triliun) ke Arab Saudi, UEA, dan Yordania.

Administrasi Trump juga mengizinkan penjualan amunisi kecil senilai 290 juta dolar Amerika Serikat (Rp 4,09 triliun) ke Arab Saudi pada akhir Desember tahun lalu.

Pemerintahan Trump memberitahu Kongres pada November bahwa mereka telah menyetujui penjualan lebih dari 23 miliar dolar Amerika Serikat (Rp 324 triliun) dalam sistem senjata canggih, termasuk jet tempur F-35 dan drone bersenjata ke UEA.

Baca Juga: Terpengaruh Tragedi Christchurch 2 Tahun Lalu, Pelajar Singapura Berencana Serang 2 Masjid dan Bunuh Jamaah

Pengumuman itu datang tak lama setelah pemerintah Emirat setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel dalam kesepakatan yang ditengahi AS.

"Ini adalah pengakuan atas hubungan kami yang semakin dalam dan kebutuhan UEA akan kemampuan pertahanan tingkat lanjut untuk mencegah dan mempertahankan diri dari ancaman yang meningkat dari Iran," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan pada saat itu.

Kelompok hak asasi manusia mengecam penjualan itu, mengatakan itu dapat memicu konflik regional, terutama di Libya dan di Yaman, dimana UEA dan Arab Saudi telah melancarkan perang yang menghancurkan melawan pemberontak Houthi di negara itu.

Halaman:

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x