Para pejabat mengeluh secara pribadi karena tidak mendapatkan informasi yang cukup.
Pihak Tiongkok sangat membatasi akses informasi mengenai studi asal usul virus dan penyebarannya. Tiongkok terkesan tengah menutupi satu fakta penting.
Baca Juga: Ambroncius Nababan jadi Tersangka, Muannas Alaidid: Setuju, Rasisme Berbahaya Dibiarkan
Tiongkok awalnya menolak tuntutan untuk penyelidikan internasional setelah pemerintahan Trump menyalahkan Beijing atas virus tersebut, tetapi tunduk pada tekanan global pada bulan Mei untuk menyelidiki asal-usulnya.
Badan PBB tidak memiliki kekuatan penegakan hukum, sehingga harus bergantung pada niat baik negara anggota.
Keiji Fukuda, pakar kesehatan masyarakat di Universitas Hong Kong, mengatakan kunjungan tersebut adalah misi membangun citra selain misi ilmiah.
Tiongkok ingin tampil transparan dan WHO ingin menunjukkannya mengambil tindakan.
Awal bulan ini, kepala darurat WHO Mike Ryan mengatakan itu adalah tugas yang sulit untuk menentukan asal-usulnya dan dibutuhkan dua atau tiga atau empat upaya untuk dapat melakukannya. ***