Kembali Panas, Media Tiongkok Sebarkan Teori Konspirasi 'Covid-19 Diciptakan di Laboratorium Amerika Serikat'

- 26 Januari 2021, 19:20 WIB
Ilustrasi Covid-19. Tiongkok belum lama ini menyebarkan teori konspirasi terkait asal muasal virus corona yang disebutnya dari Amerika Serikat.*
Ilustrasi Covid-19. Tiongkok belum lama ini menyebarkan teori konspirasi terkait asal muasal virus corona yang disebutnya dari Amerika Serikat.* /Pixabay/Tumisu

"Jika Amerika menghormati kebenaran, tolong buka Fort Detrick dan publikasikan lebih banyak informasi tentang 200 atau lebih bio-lab di luar AS, dan izinkan kelompok pakar WHO pergi ke AS untuk menyelidiki asal-usulnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying.

Sebagaimana diketahui, Fort Detrick berfungsi sebagai titik nol untuk program senjata biologis AS dari tahun 1943 hingga 1969, ketika secara resmi dihentikan.

Baca Juga: Demi Kurangi Emisi, Joe Biden Rencana Ganti 645 Ribu Kendaraan Milik Pemerintah dengan Mobil Listrik Buatan AS

Media pemerintah Tiongkok sejak Mei telah meminta pihak berwenang untuk melihat lokasi tersebut sebagai kemungkinan asal virus corona.

Keberadaan Weibo berarti bahwa teori konspirasi telah menyebar jauh dan luas di antara warga Tiongkok.

Menurut AP, tagar itu telah dilihat lebih dari 1,4 miliar kali, seperti halnya teori yang mempertanyakan keamanan vaksin Pfizer-BioNtech untuk orang tua.

Baca Juga: Lanjutkan Agenda Pemerintahannya, Mantan Presiden AS Donald Trump Dirikan Kantor Baru di Florida

Media pemerintah Tiongkok berpendapat bahwa vaksin itu tidak aman untuk orang tua setelah 23 warga Norwegia meninggal setelah diberikan suntikan vaksin tersebut.

Para ilmuwan telah lama memperkirakan bahwa dengan peluncuran global vaksin Covid-19 secara besar-besaran, beberapa penerima secara tidak sengaja akan meninggal karena sebab yang tidak terkait.

Sebuah laporan WHO yang dirilis hari Jumat menemukan bahwa kematian di Norwegia "sejalan dengan perkiraan, semua penyebab angka kematian dan penyebab kematian pada sub-populasi individu yang lemah dan lanjut usia, dan informasi yang tersedia tidak mengkonfirmasi peran kontribusi untuk vaksin dalam peristiwa fatal yang dilaporkan". 

Halaman:

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Business Insider


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x