Sejumlah Dokter di Inggris Minta Jangka Waktu Penyuntikan Dosis Vaksin Covid-19 Dapat Dipercepat

- 23 Januari 2021, 21:50 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. Sejumlah dokter di Inggris meminta jangka waktu penyuntikkan dosis vaksin Covid-19 dapat dipercepat dari sebelumnya.*
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. Sejumlah dokter di Inggris meminta jangka waktu penyuntikkan dosis vaksin Covid-19 dapat dipercepat dari sebelumnya.* /pixabay/Wilfried Pohnke

PR CIREBON – Sejumlah kelompok dokter di Inggris telah menulis surat permintaan kepada Kepala Petugas Medis Inggris untuk memotong jarak antara dosis vaksin Pfizer dan BioNTech menjadi enam minggu dari jangka waktu maksimal 12 minggu.

Otoritas Inggris memprioritaskan pemberian dosis pertama vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan BioNTech, dengan jangka waktu yang dimungkinkan hingga 12 minggu sebelum penyuntikkan dosis kedua.

Langkah yang diambil otoritas Inggris tersebut bertujuan untuk memberikan sebuah perlindungan awal pada sejumlah orang yang telah menerima vaksin buatan Pfizer dan BioNTech.

Baca Juga: Metode Bisnis yang Dijalankan Orang Terkaya Dunia, Elon Musk: Belajar dari Mitra Lalu Lakukan Sendiri

Namun, pihak Pfizer dan BioNTech telah memperingatkan bahwa mereka tidak memiliki bukti bahwa vaksin mereka akan terus melindungi tubuh jika dosis kedua diberikan lebih dari 21 hari setelah penyuntikkan dosis pertama.

British Medical Association (BMA) mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email pada hari Sabtu, bahwa pihaknya telah menulis sebuah surat kepada Chief Medical Officer (CMO) untuk Inggris yakni Chris Whitty.

BMA mengatakan bahwa pihaknya mendukung pemberian dosis kedua hingga 42 hari setelah dosis pertama, tetapi jarak yang lebih lama itu dikatakannya tidak sejalan dengan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Oleh karena itu, BMA mendesak CMO untuk “segera meninjau posisi Inggris saat ini dari dosis kedua setelah penerapan jangka waktu 12 minggu”.

Baca Juga: ISIS Klaim sebagai Dalang Pengeboman Baghdad, Akui Targetkan Kelompok Syiah yang Murtad

"Kebijakan Inggris telah membuat Inggris semakin terisolasi dan tertinggal dari banyak negara lain. Anggota BMA juga prihatin bahwa, mengingat pasokan yang tidak dapat diprediksi, mungkin tidak ada jaminan bahwa dosis kedua vaksin Pfizer akan tersedia dalam waktu 12 minggu," kata BMA yang dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Channel News Asia.

Pada konferensi pers yang digelar pada Jumat, 22 Januari 2021, Whitty mengatakan bahwa jarak penyuntikkan yang lebih panjang antara dosis pertama dengan dosis kedua merupakan “keputusan kesehatan masyarakat" yang bertujuan untuk memvaksinasi lebih banyak orang dan berdasarkan keyakinan bahwa sebagian besar perlindungan berasal dari suntikan pertama.

Baca Juga: Elon Musk Tawarkan Hadiah 100 Juta Dolar untuk Pengembangan Teknologi Penangkap Karbon Terbaik, Berminat Ikut?

Inggris menggunakan dua vaksin, satu dari Pfizer dan yang lainnya dari AstraZeneca.

AstraZeneca telah mendukung jarak antara penyuntikkannya, pihaknya mengatakan data menunjukkan jarak 8-12 minggu adalah "titik manis" untuk sebuah kemanjuran.

Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial mengatakan dalam sebuah pernyataan melalui email bahwa prioritasnya adalah melindungi masyarakat sebanyak mungkin dan secepat mungkin.

Baca Juga: Pengeboman Baghdad Jadi Tantangan Pertama Joe Biden Pasca Dilantik, Bagaimana Tanggapannya?

"Keputusan untuk mengubah interval dosis vaksin mengikuti peninjauan data secara menyeluruh dan sejalan dengan rekomendasi dari empat kepala petugas medis Inggris," kata juru bicara DHSC.

Berdasarkan data dari pemerintah Inggris menunjukkan bahwa terdapat sekitar 5,38 juta orang telah diberi dosis pertama vaksin di Inggris.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x