Kurang Gizi dan Kelaparan, Anak-anak di Guatemala Meninggal Dunia

- 16 Januari 2021, 16:31 WIB
Ilustrasi kelaparan di Guatemala.*
Ilustrasi kelaparan di Guatemala.* /Pixabay/Janeb13

PR CIREBON - Yesmin Anayeli Perez yang berusia dua tahun meninggal pekan ini karena penyakit yang berkaitan dengan kekurangan gizi.

Yesmi menjadi anak yang ketiga meninggal karena penyebab yang sama di sebuah desa pegunungan miskin di Guatemala Timur dalam beberapa pekan ini.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, penduduk desa suku Maya, La Palmilla, dan bagian lain dari wilayah, yang dikenal sebagai Koridor Kering, terpuruk lebih dalam ke lubang kemiskinan tahun lalu.

Baca Juga: Ramalan Denny Darko Soal Hubungan Asmara Gisel: Selesai dengan Wijin dan Akan Kembali ke Gading

Ketika terjadinya kerusakan ekonomi yang diakibatkan kekeringan dan datangnya dua badai dahsyat, lalu semakin diperparah dengan diberlakukannya lockdown akibat pandemi Covid-19.

Situasi di La Palmilla adalah contoh nyata dari kedalaman krisis di Amerika Tengah, di mana pemerintah mengharapkan pemulihan cepat atas bantuan AS, di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Joe Biden, untuk membendung gelombang migrasi baru.

Kembali ke Yesmin, dia adalah anak kedua dari tiga bersaudara, Yesmin memiliki riwayat malnutrisi akut.

Baca Juga: Bicara Soal Calon Kapolri, Rektor ULM Sebut Listyo Sigit Prabowo Memiliki Kinerja Luar Biasa

Hal itu disebabkan oleh penurunan berat badan dengan cepat. Ia dirawat di rumah sakit beberapa kali selama setahun terakhir.

Beberapa bulan sebelum kematiannya, kaki dan lengan Yesmin terlihat seperti tongkat dan perutnya membengkak karena retensi air, meskipun berat badannya bertambah sedikit.

Pada dini hari Senin, Yesmin meninggal, matanya melotot dan tubuhnya yang lemah terdistorsi oleh batuk terus-menerus dan perjuangan panjang dengan penyakit paru-paru terkait dengan nutrisinya yang tidak memadai.

Baca Juga: Ikut Berduka Korban Gempa di Sulbar, Choi Siwon: Semoga Amal Ibadahnya Diterima disisi Tuhan

Berat badannya hanya setengah dari berat anak normal seusianya.

Pejabat kesehatan setempat Santiago Esquivel mengatakan, dia menderita malnutrisi dan pneumonia yang diperburuk oleh cuaca dingin dan lembab setelah badai.

Duduk di depan peti mati kecilnya, di sebuah rumah dengan lantai tanah dan atap seng, ayahnya berkata bahwa keluarganya berharap dia akan sembuh.

Baca Juga: Mike Pence Ucapkan Selamat ke Kamala Harris, Sementara Trump Masih Bungkam terhadap Biden

“Saya membelikannya beberapa vitamin pada hari Minggu, untuk melihat apakah dia akan menambah berat badan, kami akan memulai pengobatan pada hari Senin, dengan sesendok,” katanya mengenang.

Akan tetapi kondisi Yesmin semakin parah.

Yesmin dimakamkan di puncak bukit bersama dengan beberapa pakaiannya, sebotol air dan gelas minum plastik berwarna oranye dalam sebuah upacara adat pada hari Selasa.

Baca Juga: WhatsApp Tunda Pembaruan Hingga Mei, Menyusul Kekhawatiran Massa yang Meluas Terkait Pembagian Data

Keluarga itu merayakan ulang tahun keduanya dengan semangkuk sup ayam hanya beberapa minggu sebelumnya.

Pemerintah Guatemala menyangkal bahwa Yesmin menderita malnutrisi pada saat kematiannya, atau kapan saja selama tahun 2020.

Namun menurut catatan medis menunjukkan bahwa dia didiagnosis menderita malnutrisi akut setidaknya hingga Maret.

Baca Juga: Sulawesi Diguncang Gempa, Choi Siwon Super Junior Ikut Berduka Cita

Sekretariat Keamanan Pangan dan Gizi Guatemala mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Yesmin dan keluarganya telah menerima dukungan dari pihak berwenang, sebagai pengakuan bahwa dia menderita malnutrisi dan masalah paru-paru saat lahir.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x