Pejabat Gedung Putih Merasa Kesal, Donald Trump Kini Telah Kehilangan Pemerintahannya

- 11 Januari 2021, 13:53 WIB
Jelang Hari Terakhir jadi Presiden, Staf Gedung Putih Sebut Trump Kehilangan Pemerintahannya Sendiri.*
Jelang Hari Terakhir jadi Presiden, Staf Gedung Putih Sebut Trump Kehilangan Pemerintahannya Sendiri.* /Instagram.com/@realdonaldtrump

PR CIREBON - Pasca kerusuhan yang terjadi di Capitol AS, Presiden Donald Trump kehilangan dukungan dari banyak mantan loyalis dalam pemerintahannya.

Terlebih setelah Trump ikut memprovokasi, disebutkan oleh pejabat bahwa Gedung putih berada dalam kehancuran saat Trump melewati hari-hari terakhirnya di sana.

Sementara itu Partai Demokrat berencana untuk memperkenalkan artikel pemakzulan terhadap Trump pada Senin, 11 Januari 2021.

Baca Juga: Unggah Foto Diduga Sriwijaya Air Sebelum Jatuh, Ngabalin: Maaf Menimbulkan Persepsi Salah

Banyak anggota staf Gedung Putih yang kesal dan malu dengan peristiwa tersebut.

Mereka mengatakan telah mendapat kritikan dari rekan kerja dan khawatir akan rusaknya reputasi dan prospek pekerjaan mereka.

Sementara Partai Demokrat berencana untuk memperkenalkan artikel pemakzulan terhadap Trump pada Senin, banyak anggota staf Gedung Putih yang kesal dan malu dengan pergantian peristiwa, dan sangat ingin untuk melanjutkan.

Baca Juga: Indonesia Terancam Krisis Pangan, Presiden Jokowi Beri Sinyal 'Lampu Kuning'

Beberapa orang yang mempertimbangkan pengunduran diri dalam beberapa hari terakhir telah memutuskan untuk tetap tinggal membantu memastikan kelancaran transfer kekuasaan.

Dalam badan-badan yang melapor ke Gedung Putih, untuk melindungi dari tindakan gegabah oleh presiden atau lingkaran dalamnya yang tersisa.

“Dia telah kehilangan kita. Dia kehilangan pemerintahannya sendiri. Seperti yang saya katakan, banyak dari kita merasa dikhianati," kata seorang pejabat senior pemerintahan di sebuah badan di luar Gedung Putih, dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

Dia melanjutkan kalau dalam hal pengambilan arah kebijakan atau perubahan seketika, dia pikir semuanya akan menolak.

Baca Juga: Viral Anak Polisikan Ibu Kandung di Demak, Dedi Mulyadi: Penahanan Ditangguhkan

Di seluruh pemerintahan, para pejabat menghitung mundur hari sampai masa jabatan Trump berakhir pada 20 Januari.

Trump dalam sebuah video menyebut serangan terhadap Kongres adalah perbuatan yang keji, dan berjanji akan kelancaran transfer kekuasaan ke pemerintahan Joe Biden.

Dia tidak mengakui bahwa dia telah kalah dalam pemilihan, bahkan tak mencabut klaimnya yang menyatakan bahwa pemilihan dicurangi. 

Trump dan orang-orang di sekitarnya berusaha mengalihkan perhatian dari pengepungan Capitol dan kembali ke kebijakan utamanya di hari-hari terakhir kepresidenannya.

Baca Juga: Soal Ibu Dilaporkan Anak Kandungnya, Muannas Alaidid: Hukum Harus Ditegakkan, tapi Nurani Diutamakan

Pekan ini, Trump memiliki rencana untuk mengunjungi perbatasan AS-Meksiko dalam perjalanan ke Texas untuk mempromosikan kebijakan imigrasinya.

Dia juga akan mengunjungi bagian tembok perbatasan yang telah dibangunnya untuk menghentikan migran menyeberang ke Amerika.

Trump juga akan mengadakan upacara Medal of Freedom baru di Gedung Putih.

Dalam satu dorongan kebijakan terakhir, Trump dan sekutunya melawan balik keputusan Twitter yang menutup akun pribadi Trump karena menghasut untuk melakukan kekerasan.

"Ada peluang yang sangat bagus, kami dapat melihat beberapa tindakan tambahan terkait teknologi besar dalam waktu dekat, serta pengingat akan beberapa kebijakan lama yang dimulai oleh Presiden Trump akan disorot," kata Jason Miller, penasihat senior.

Baca Juga: Viral Foto Diduga Sriwijaya Air SJ 182 Sebelum Jatuh, Roy Suryo: Hasil Editan

Akan tetapi beberapa pejabat Gedung Putih mengatakan mereka tidak peduli.

"Tidak ada yang peduli, sejujurnya kami hanya ingin dua minggu ke depan berlalu begitu saja," kata pejabat itu.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah