Komplikasi, Pembunuh Berantai Dalam Sejarah Amerika Serikat Meninggal Dunia

- 31 Desember 2020, 15:47 WIB
Samuel Little, pembunuh berantai dalam sejarah Amerika Serikat meninggal dunia akibat komplikasi.*
Samuel Little, pembunuh berantai dalam sejarah Amerika Serikat meninggal dunia akibat komplikasi.* //Tangkapan layar YouTube That Chapter
PR CIREBON - Samuel Little, pembunuh berantai dalam sejarah Amerika Serikat meninggal pada Rabu, 30 Desember 2020 di California.
 
Menurut pihak berwenang, Little merupakan pembunuh berantai dengan hampir 60 korban yang telah dikonfirmasi.
 
Little yang menderita diabetes, gangguan jantung, dan penyakit lainnya, meninggal di sebuah rumah sakit California.
 
 
Dia menjalani hukuman seumur hidup karena berbagai tuduhan pembunuhan yang telah dilakukannya.
 
Juru bicara Department of Corrections and Rehabilitation California, Vicky Waters mengatakan, tidak ada tanda-tanda sabotase pembunuhan, dan penyebab kematiannya akan segera ditentukan.
 
Seorang penjahat yang telah keluar masuk penjara selama beberapa dekade, Little menyangkal selama bertahun-tahun bahwa dia pernah membunuh siapa pun.
 
 
Kemudian akhirnya pada tahun 2018, dia diwawancarai oleh Texas Ranger James Holland dan mau membeberkan semua hal mengenai pembunuhan yang telah dilakukan dirinya.
 
Selama kurang lebih 700 jam wawancara, Little memberikan rincian yang detail tentang sejumlah pembunuhannya itu.
 
Dia bahkan memberi Holland lusinan lukisan dan gambar para korbannya, yang terkadang juga dituliskan nama para korbannya jika ingat.
 
 
Little juga memberitahu Holland detail pembunuhan tersebut, seperti tahun dan lokasi, serta di mana dia akan membuang mayat korbannya.
 
Pada saat kematiannya, Little telah mengaku telah membunuh 93 orang antara tahun 1970 dan 2005. Sebagian besar pembunuhan terjadi di Florida dan California Selatan.
 
Pihak berwenang, yang terus menyelidiki klaimnya, mengatakan mereka telah mengkonfirmasi hampir 60 korban pembunuhan.
 
 
Dan sisanya belum terkonfirmasi, namun pihak berwenang tidak ragu bahwa memang benar Little membunuh sekitar 93 orang dengan detail sama persis seperti yang diungkapkan kepada Holland.
 
Hampir semua korban Little adalah perempuan, banyak dari mereka pelacur, pecandu narkoba atau orang miskin yang hidup di pinggiran masyarakat. 
 
Cerdik, Little membunuh mereka karena tahu betul bahwa tidak ada seorang pun yang akan mencari 'orang buangan' seperti mereka.
 
 
Dan hal itu berarti tidak akan ada banyak bukti yang akan ditemukan oleh pihak polisi.
 
Terbukti, otoritas lokal pada awalnya mengklasifikasikan banyak kasus pembunuhan yang dilakukan Little sebagai sebuah kecelakaan, overdosis obat atau akibat dari penyebab yang tidak diketahui.
 
Little yang berumur 80 tahun, dalam kondisi kesehatan yang buruk dan menjalani hukuman seumur hidup di penjara California.
 
 
Dia mulai membeberkan semua kejadi pembunuhannya ke Holland pada Mei 2018, setelah bertahun-tahun menolak untuk berbicara dengan otoritas lain.
 
Dulunya adalah seorang petinju kuat dan tegap yang menggunakan tangannya untuk 'mencekik' para korbannya.
 
Holland menggambarkan Little sebagai seorang jenius dan sosiopat.
 
 
Meski dikenal sebagai interogator ahli, Holland sendiri mengatakan dia hanya bisa menebak kenapa Little terbuka padanya.
 
Little mengatakan dia mulai membunuh di Miami pada Malam Tahun Baru 1970.
 
"(Membunuh) itu seperti narkoba. Aku jadi menyukainya," kata Little kepada Holland, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari AP News. 
 
 
Pembunuhan terakhirnya terjadi pada tahun 2005 di Tupelo, Mississippi. Dia juga membunuh orang di Tennessee, Texas, Ohio, Kentucky, Nevada, Arkansas dan negara bagian lainnya.
 
Little mengaku pernah menikah dan terlibat dalam dua hubungan jangka panjang.
 
Dia mengaku punya fetish (yang akut) melihat leher wanita, setelah terangsang secara seksual saat dia melihat guru taman kanak-kanaknya menyentuh leher.
 
 
Dia selalu berhati-hati untuk tidak memandangi leher istri atau pacarnya karena tidak mau menyakiti orang yang dia cintai.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x