PR CIREBON – Ketika vaksin Covid-19 yang telah lama ditunggu tiba, mutasi baru virus Corona yang lebih menular dikabarkan mulai berkecamuk di luar kendali di sebagian besar Inggris, dengan jejak yang sudah ditemukan di beberapa negara lain.
Dalam beberapa hari setelah terdeteksi, perdana menteri Inggris terpaksa membatalkan Natal secara efektif, mengumumkan penguncian ketat di London dan sekitarnya.
Tidak lama kemudian beberapa negara lain bergegas menutup perbatasannya dengan Inggris.
Baca Juga: Dukung KPK dalam Berantas Korupsi, Amien Rais: Teruskan, Allah Buka dengan Cara Langit
Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari New York Post, varian virus yang bernama SARS-CoV-2 VUI 202012/01 itu pertama kali terdeteksi setelah lonjakan tak terduga dalam kasus Covid-19 di Inggris pada awal Desember.
Lonjakan itu dikaitkan dengan lebih dari 1.000 infeksi baru di wilayah London yang lebih luas karena menteri kesehatan Inggris, Matt Hancock, menyalahkan infeksi tersebut atas peningkatan yang sangat tajam dan eksponensial.
Para ilmuwan khawatir bahwa varian virus baru bisa lebih menular karena 17 mutasinya termasuk perubahan pada protein ‘spike’, bagian dari virus yang membuatnya menular.
Baca Juga: Rilis Akhir Tahun Kapolri pamer Prestasi, Tangkap 228 Teroris Hingga Selamatkan Uang Negara Rp 310 M
Pada 19 Desember, Perdana Menteri Boris Johnson memerintahkan penguncian wilayah ketat, mengungkapkan bahwa varian baru dikabarkan dapat menularkan hingga 70 persen dari virus sebelumnya.