Bak Perang Dingin Dimulai, Badan Nuklir AS Diretas, Pelaku Diduga Memiliki Hubungan dengan Rusia

- 19 Desember 2020, 08:27 WIB
Ilustrasi Bendera Amerika: Pejabat AS dan Israel tetap bungkam atas tudingan Iran.
Ilustrasi Bendera Amerika: Pejabat AS dan Israel tetap bungkam atas tudingan Iran. /Pexels/Brett Sayles

PR CIREBON - Dikabarkan Badan Senjata Nuklir Amerika Serikat (AS) telah diretas selama dugaan serangan dunia maya Rusia.

Menurut para pejabat AS, Serangan dunia maya yang dituduhkan menargetkan sejumlah lembaga pemerintah federal, serta sistem Microsoft.

Pelaku yang diduga memiliki hubungan dengan pemerintah Rusia menembus beberapa lembaga AS, termasuk departemen Keamanan Dalam Negeri, Perbendaharaan, Perdagangan dan Negara.

Baca Juga: Buka Muktamar IX PPP, Presiden Jokowi: Sebagai Partai Islam Tertua, PPP Bisa Jadi Teladan Bagi Umat

Juru bicara pemerintah, Shaylyn hynes mengatakan Administrasi Keamanan Nuklir Nasional, yang mempertahankan persediaan nuklir Amerika juga telah diakses tetapi penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap serangan tersebut menemukan bahwa hal itu tidak memengaruhi fungsi keamanan nasional yang penting bagi misi.

"Pada titik ini, penyelidikan telah menemukan bahwa malware telah diisolasi ke jaringan bisnis saja," ungkapnya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Unilad.

Presiden terpilih Joe Biden mengatakan serangan dunia maya adalah perhatian besar dan akan menjadi prioritas utama saat dia menjabat.

Baca Juga: Kemenkeu Optimis IFG Life Dapat Menyelamatkan Seluruh Polis Jiwasraya

Senator Deb Fischer yang mengetuai subkomite yang mengawasi pasukan nuklir mengatakan dia 'bermasalah' karena peretas mendapatkan akses ke badan tersebut.

"Peretasan memperkuat kebutuhan untuk memodernisasi perusahaan nuklir kami untuk memastikannya tetap aman, terlindungi, dan efektif dalam menghadapi ancaman yang berkembang," katanya.

Meskipun detail tentang bagaimana mereka mendapatkan akses masih belum jelas, diyakini bahwa mereka memasang kode berbahaya ke dalam program perangkat lunak yang banyak digunakan bernama SolarWinds, yang digunakan oleh lembaga pemerintah dan perusahaan Fortune 500, sesuai buletin pemerintah.

Baca Juga: Pembangunan Papua Harus dari Hati, DPD: Pendekatan Kultural Bisa Bangun Kepercayaan ke Pemerintah

"Ini adalah musuh yang sabar, memiliki sumber daya yang baik, dan fokus yang telah mempertahankan aktivitas berdurasi lama di jaringan korban," kata Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS.

Selain itu, dua sumber yang mengetahui penyelidikan pemerintah yang lebih luas atas serangan tersebut melaporkan bahwa tiga pemerintah negara bagian dilanggar, meskipun mereka tidak mengidentifikasi negara bagian tersebut.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: unilad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x