Iran Siap Balas Dendam atas Kematian Ilmuwan Nuklir Fakhrizadeh, Diduga Sasar Tentara Bayaran Israel

- 28 November 2020, 20:20 WIB
Presiden Iran, Hassan Rouhani. /Instagram/@hrouhani
Presiden Iran, Hassan Rouhani. /Instagram/@hrouhani /

Fakhrizade (63) pernah menjadi anggota Pengawal Revolusi Iran dan ahli dalam produksi rudal. Dia menjabat sebagai kepala Organisasi Inovasi dan Penelitian Pertahanan kementerian pertahanan pada saat kematiannya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara khusus menyebut nama Fakhrizadeh dalam presentasi 2018 tentang program nuklir Iran. "Ingat nama ini," katanya.

Baca Juga: Diduga Teroris MIT, Empat Korban Pembunuhan Asal Desa Lembantongoa Akhirnya Dimakamkan

Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan ada bukti yang menunjukkan keterlibatan Israel dalam pembunuhan itu, tetapi tidak jelas siapa sebenarnya yang melakukan serangan itu.

Duta Besar Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Majid Takht Ravanchi, menulis dalam sebuah surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat bahwa beberapa ilmuwan nuklir Iran telah tewas dalam "serangan teroris" selama dekade terakhir, dan berkata "tempat asing tertentu” bertanggung jawab.

Dia menyebut pembunuhan "pengecut" atas Fakhrizadeh sebagai upaya untuk 'mendatangkan malapetaka' di wilayah tersebut dan mengganggu pembangunan Iran di bidang sains dan teknologi.

Kematian Fakhrizadeh dapat memicu konfrontasi antara Iran dan para pesaingnya di minggu-minggu terakhir kepresidenan AS Donald Trump, sekaligus mempersulit upaya apa pun oleh Presiden terpilih Joe Biden untuk menghidupkan kembali diplomasi dengan Iran.

Baca Juga: Sulteng Waspada, Teroris MIT Kembali Aksi Teror Siksa Satu Keluarga hingga Tewas, Hanya Satu Selamat

Sementara itu, Guterres mendesak agar menahan diri dalam pernyataan yang dirilis juru bicaranya.

“Kami telah mencatat laporan bahwa seorang ilmuwan nuklir Iran telah dibunuh di dekat Teheran hari ini. Kami mendesak untuk menahan diri dan kebutuhan untuk menghindari tindakan apa pun yang dapat menyebabkan peningkatan ketegangan di wilayah tersebut, '' kata juru bicara Guterres Farhan Haq.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x