Hubungan Tiongkok-AS Terus Berlanjut, Zheng Sebut Dibawah Kepemimpinan Biden Hanyalah Ilusi

- 23 November 2020, 08:16 WIB
Presiden Amerika Serikat terpilih dari Partai Demokrat, Joe Biden. /
Presiden Amerika Serikat terpilih dari Partai Demokrat, Joe Biden. / /Instagram.com/@joebiden/


PR CIREBON - Hubungan antara dua Negara yakni Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) yang sebelumnya tidak baik dan selalu bersitegang rupanya masih akan berlanjut meski Presiden AS telah berganti.

Seorang penasihat pemerintahan Tiongkok memperingatkan Presiden Xi Jinping untuk bersiap bersikap lebih keras dari Washington.

Dia mengatakan bahwa hubungan tentang Tiongkok-AS menjadi lebih baik di bawah kepemimpinan Biden hanyalah ilusi.

Baca Juga: Gubernur Anies Baswedan Berlibur Sambil Baca Buku, Netizen: Judul Bukunya Kode Kerass!

Zheng Yongnian, dekan Advanced Institute of Global and Contemporary China Studies, sebuah lembaga pemikir yang berbasis di Shenzhen, mengatakan China tidak boleh melewatkan kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat tetapi tidak boleh berasumsi bahwa hubungan dengan AS akan kembali seperti sebelum Donald Trump naik ke tampuk kekuasaan.

 "Masa lalu yang indah telah berakhir, para elang perang dingin di AS telah berada dalam keadaan sangat dimobilisasi selama beberapa tahun, dan mereka tidak akan hilang dalam semalam," kata Zheng, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari SCMP pada Minggu, 22 November 2020.

 Zheng, yang menghadiri simposium yang diselenggarakan oleh Presiden Xi Jinping pada bulan Agustus untuk menawarkan saran tentang strategi jangka panjang China, mengatakan sekarang ada konsensus bipartisan di AS untuk menahan China.

Baca Juga: Terbukti Acara Rizieq Syihab Jadi Klaster Baru, Kemenkes Catat Kasus Positif Baru Mulai Bermunculan

Hubungan antara China dan AS telah jatuh ke level terendah sejak Beijing dan Washington menjalin hubungan diplomatik formal lebih dari 40 tahun yang lalu, dengan kedua negara bentrok pada berbagai masalah termasuk perdagangan, hak asasi manusia dan penanganan pandemi Covid-19.

Permusuhan satu sama lain sedang meningkat dan survei Pew terbaru menemukan bahwa lebih dari 70 persen orang Amerika memiliki kesan buruk terhadap China.

 Zheng mengatakan presiden terpilih Joe Biden akan memanfaatkan kebencian publik terhadap China setelah dia memasuki Gedung Putih.  

Baca Juga: Terbukti Kerumunan Habib Rizieq Membuat Klaster Baru, Kapolsek Metro Tanah Abang Positif Covid-19

"Masyarakat Amerika terkoyak. Saya tidak berpikir Biden bisa berbuat apa-apa, "kata Zheng.

Menurut Zheng, Biden pasti presiden yang sangat lemah, jika dia tidak bisa menyelesaikan masalah domestik, maka dia akan melakukan sesuatu di bidang diplomatik, melakukan sesuatu melawan China.

"Jika kami mengatakan Trump tidak tertarik untuk mempromosikan demokrasi dan kebebasan, Biden tertarik. Trump tidak tertarik dengan perang, tetapi seorang presiden dari Partai Demokrat dapat memulai perang," kata Zheng.

Baca Juga: Imbas Acara Rizieq Diduga Terpapar Virus Corona, Polri: Rizieq Shihab akan Jalani Tes Usap Mandiri

 Zheng juga memperingatkan bahwa bentrokan nilai dapat meningkat di bawah Biden.  

"Perbedaannya adalah Trump adalah seorang pengusaha dan berperilaku tidak terduga, sedangkan Biden mengambil jalur elit dan biasanya dapat diprediksi," kata Zheng.  

Zheng menyimpulkan bahwa Trump secara tidak rasional tangguh [di China], dan Biden secara rasional tangguh.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: SCMP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x