Tradisi Mesuryak: Menangkap Uang Saat Hari Raya Kuningan

9 Maret 2024, 19:36 WIB
Ilustrasi Mesuryak /Bing/AI

SABACIREBON – Puluhan warga Desa Bongan Gede, Tabanan, Bali, saling berebut menangkap uang yang dilemparkan oleh warga lainnya saat tradisi Mesuryak.

Tradisi ini digelar setiap Hari Raya Kuningan sebagai rasa suka cita untuk mengantarkan roh para leluhur kembali ke surga.

Wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke desa ini turut menyaksikan tradisi unik ini. 

Baca Juga: Desa Digital Jabar: Kolaborasi Menuju Kemandirian Desa

Suasana ceria terlihat di Desa Bongan Gede, Tabanan, Bali, saat warga berkumpul untuk merayakan Hari Raya Kuningan dengan tradisi Mesuryak pada Sabtu (9/3/2024).

Tradisi ini dilakukan setiap tahun untuk menghormati para leluhur dan mengantarkan roh mereka kembali ke surga.

Dalam tradisi Mesuryak, puluhan warga saling berebut menangkap uang yang dilemparkan oleh warga lainnya sebagai simbol keberuntungan dan kesuksesan.

Keunikan tradisi Mesuryak menarik perhatian wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke desa tersebut.

Baca Juga: 5 Tanda-tanda Awal Penyakit Ginjal yang Perlu Diwaspadai

Mereka turut menyaksikan dan ikut merasakan kegembiraan yang terpancar dari acara ini. Bagi masyarakat lokal, tradisi Mesuryak bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga sebagai bagian dari identitas budaya yang perlu dilestarikan.

Para peserta tradisi Mesuryak dengan penuh semangat berusaha menangkap uang yang dilemparkan, menciptakan suasana riuh rendah dan keceriaan di sekitar desa.

Tidak hanya anak-anak, tapi juga orang dewasa turut meramaikan acara tersebut, menunjukkan betapa pentingnya tradisi ini bagi keseluruhan komunitas.

Baca Juga: INFO Penting Pemudik Lebaran, Ini Kabar Terkini Tiket Tambahan dan Jadwal Perjalanan KA

Tradisi Mesuryak tidak hanya sebagai ajang kegembiraan semata, tetapi juga memperkuat tali persaudaraan dan solidaritas di antara warga desa.

Momen ini menjadi waktu yang tepat bagi mereka untuk berkumpul, berbagi cerita, dan merayakan kebersamaan di tengah-tengah rutinitas sehari-hari.

Hari Raya Kuningan menjadi momentum penting bagi masyarakat Bali untuk menghormati leluhur dan menerima berkah serta keberuntungan.

Tradisi Mesuryak menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari rangkaian perayaan ini, menciptakan kenangan indah dan menguatkan hubungan antargenerasi.

Baca Juga: 4 Resep Kuliner Indonesia Hari Ini: Sabtu, 9 Maret 2024

Dalam tradisi Mesuryak, uang yang dilemparkan oleh warga dianggap memiliki makna simbolis yang mendalam. Uang tersebut diharapkan dapat membawa keberuntungan, kesuksesan, dan kemakmuran bagi yang berhasil menangkapnya, serta menjadi bentuk penghormatan kepada para leluhur.

Selain aspek keagamaan dan budaya, tradisi Mesuryak juga memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat lokal. Kehadiran wisatawan yang datang untuk menyaksikan acara ini memberikan peluang bagi pedagang lokal untuk memperoleh penghasilan tambahan.

Partisipasi warga dalam tradisi Mesuryak menunjukkan tingginya rasa kebersamaan dan gotong royong di antara mereka.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini: Sabtu, 9 Maret 2024

Semangat untuk merayakan dan melestarikan tradisi nenek moyang menjadi cerminan kuatnya nilai-nilai kekeluargaan dan kearifan lokal di desa tersebut.

Dalam perspektif budaya, tradisi Mesuryak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari identitas Desa Bongan Gede.

Acara ini menjadi warisan berharga yang dijaga dan dirayakan oleh setiap generasi, sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan penjagaan tradisi luhur.

Perayaan Hari Raya Kuningan dengan tradisi Mesuryak menunjukkan kekayaan budaya dan kearifan lokal masyarakat Bali.

Baca Juga: Sekda Kota Bandung Ajak Perguruan Tinggi Ikut Andil Tangani Sampah

Desa Bongan Gede menjadi saksi atas kelangsungan dan keindahan tradisi ini yang tetap dijaga dan dirayakan dari generasi ke generasi.

Keberlangsungan tradisi Mesuryak juga menjadi bukti kuatnya nilai-nilai kepercayaan dan kebudayaan yang masih dijunjung tinggi oleh masyarakat Bali.

Meskipun zaman terus berubah, tradisi ini tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka.

Dalam tradisi Mesuryak, keseruan dan kebersamaan warga terlihat jelas, menciptakan atmosfer yang penuh kegembiraan dan kehangatan di Desa Bongan Gede.

Baca Juga: Bantu Ketahanan Pangan, Anak Muda Bandung Antusias Ikuti Urban Futures

Acara ini tidak hanya sebagai ritual keagamaan, tetapi juga sebagai wujud syukur dan penghormatan kepada leluhur.

Pengunjung yang hadir untuk menyaksikan tradisi Mesuryak turut merasakan kehangatan dan keramahan masyarakat Bali. Mereka disambut dengan senyuman dan keceriaan yang menjadi ciri khas kehidupan di desa tersebut.

Tradisi Mesuryak juga menjadi kesempatan bagi generasi muda untuk belajar dan menghargai warisan budaya leluhur mereka.

Mereka diajak untuk terlibat aktif dalam menjaga dan merayakan tradisi yang telah menjadi bagian penting dari sejarah dan identitas Desa Bongan Gede.

Baca Juga: PT KAI Siapkan Enam KA Tambahan Angkutan Lebaran 2024

Melalui tradisi Mesuryak, masyarakat Bali mengajarkan nilai-nilai tentang kebersamaan, gotong royong, dan keberagaman kepada generasi muda.

Mereka mengajak untuk menghormati leluhur dan menjaga tradisi luhur yang telah diteruskan dari zaman ke zaman.

Partisipasi warga dalam tradisi Mesuryak tidak hanya sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, tetapi juga sebagai wujud rasa syukur atas berkah dan keberuntungan yang diberikan. Momen ini menjadi ajang untuk bersyukur dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.

Baca Juga: Menikmati Perpaduan Tiga Keindahan di Waburi Park

Tradisi Mesuryak, dengan segala keceriaannya, mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan dan merayakan warisan budaya nenek moyang.

Desa Bongan Gede menjadi contoh nyata bagaimana tradisi luhur dapat terus dijaga dan dirayakan oleh masyarakatnya.***

Editor: Otang Fharyana

Sumber: indonesia.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler