Kembali Berkonflik, Korea Utara Peringatkan Selatan Tak Langgar Batas Laut Saat Pencarian Warganya

27 September 2020, 10:11 WIB
Presiden Korea Selatan Monn Jae In dan Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un /Instagram.com/@moonjaein/@kimjongun_juche/Author

PR CIREBON – Korea Utara (Korut) kembali berkonflik dengan saudaranya, Korea Selatan (Korsel) dengan memberi peringatan agar Korsel berhenti melanggar perbatasan laut baratnya dalam mencari jenazah warga Korsel  yang hilang ditembak dan dibunuh di perairan Korut.

Pihak Korea Utara mengatakan akan mencari mayat warga Korea Selatan itu sendiri dan kemudian akan menyerahkannya jika ditemukan. Peringatan tersebut disampaikan Korut pada Minggu, 27 September 2020.

Sebagaimana diketahui, Korea Selatan telah mencari jenazah seorang pejabat perikanan berusia 47 tahun yang ditembak dan dibunuh oleh tentara Korea Utara pada awal pekan lalu setelah dia hanyut ke perairan mereka di dekat perbatasan Laut Kuning antara kedua belah pihak.

Baca Juga: Gelar Konser Dangdut Saat Pandemi Covid-19, Wakil Ketua DPRD Tegal Diperiksa Pihak Kepolisian

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs The Korea Times,  Korea Selatan mengklaim bahwa Korea Utara menembak warganya hingga mati dan membakar tubuhnya, sementara itu Korea Utara mengklaim bahwa warga tersebut hilang di laut setelah ditembak.

Menurut laporan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), pihak selatan telah memobilisasi banyak kapal termasuk kapal perang untuk melakukan tindakan yang dianggap sebagai operasi pencarian dan membiarkan mereka menyusup ke perairan teritorial Korea Utara sejak 25 September lalu.

 “Hal itu dapat membangkitkan kewaspadaan kami. Sehingga dapat menyebabkan insiden mengerikan lainnya,"kata Kantor Berita Pusat Korea.

Baca Juga: Waspada Isu Tsunami di Selatan Jawa, BMKG Beri Penjelasan Lengkap Gempa Megathrust

Tambahnya, Korea Utara tidak pernah dapat mengabaikan apa pun yang mengganggu ke perairan teritorial mereka dan dengan serius memperingatkan pihak selatan agar tidak melakukannya.

“Kami mendesak pihak selatan untuk segera menghentikan intrusi yang melintasi garis demarkasi militer di laut barat yang dapat menyebabkan peningkatan ketegangan," katanya.

KCNA mencatat bahwa Korea Utara berencana untuk mengatur operasi pencariannya sendiri dan mempertimbangkan prosedur dan cara untuk menyerahkan mayat yang hilang tersebut  ke Selatan jika ditemukan selama operasi.

Baca Juga: Sri Mulyani Digugat ke PTUN usai Senggol Putra Soeharto, Pengacara: Bukan Kasus Korupsi kok Dicekal

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, pada hari Jumat,  meminta maaf atas pembunuhan tersebut dalam sebuah pesan yang dikirim ke kantor kepresidenan Seoul, Kim mengatakan sangat menyesal atas insiden tak terduga dan tidak menguntungkan yang terjadi di perairan negaranya tersebut.

Pada hari Sabtu, kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan bahwa mereka akan menuntut Korea Utara melakukan penyelidikan tambahan atau bersama atas pembunuhan tersebut untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Sementara itu, Korea Utara belum menerima seruan Seoul untuk penyelidikan bersama atas kasus serupa, termasuk kematian Park Wang-ja, yang ditembak dan dibunuh di resor pegunungan Kumgang di Korea Utara saat bepergian ke sana pada Juli 2008 lalu.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: The Korea Times

Tags

Terkini

Terpopuler