Pastikan Akses yang Adil ke Vaksin Covid-19, 172 Negara Bergabung Bersama WHO dalam Program COVAX

25 Agustus 2020, 10:30 WIB
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. /WHO

PR CIREBON - Sebanyak 172 negara terlibat dengan rencana COVAX yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Program ini nantinya bertujuan untuk memastikan akses yang adil ke vaksin virus corona baru penyebab Covid-19.

"Awalnya, ketika akan ada pasokan terbatas (vaksin virus corona), penting untuk memberikan vaksin kepada mereka yang berisiko tertinggi di seluruh dunia," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Senin, 24 Agustus 2020, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Baca Juga: KAMI Dituding Bukan Selamatkan Indonesia, Demokrat: Mereka Sedang Memecah Anak Bangsa

WHO juga mendesak negara-negara untuk bergabung dengan rencana COVAX agar tidak terjadi nasionalisme vaksin Covid-19 di antara negara-negara yang berhasil memproduksi vaksin sendiri.

Sehingga, mereka bisa bekerjasama secara terkoordinasi untuk kepentingan global.

"Yang penting adalah untuk memastikan bahwa sejumlah vaksin (virus corona) sampai ke semua negara sedini mungkin," ujar Bruce Aylward, Kepala Kedaruratan WHO.

Baca Juga: PKS Bak Pahlawan Soal Pulangkan Habib Rizieq Shihab, Ngaku Siap Fasilitasi dengan DPR RI

Sebelumnya, Tedros berharap, pandemi virus corona akan lebih pendek dari flu Spanyol 1918 dan berlangsung kurang dari dua tahun, jika dunia bersatu dan berhasil menemukan vaksin.

WHO selalu berhati-hati dalam memberikan perkiraan tentang seberapa cepat pandemi virus corona bisa ditangani, sementara tidak ada vaksin yang terbukti. Tedros menyebutkan, flu Spanyol 1918 "membutuhkan waktu dua tahun untuk berhenti".

"Dalam situasi sekarang dengan lebih banyak teknologi, dan tentu saja dengan lebih banyak konektivitas, virus memiliki peluang lebih baik untuk menyebar, bisa bergerak cepat karena kita lebih terhubung sekarang," katanya.

Baca Juga: Bicara Barbuk Korupsi Djoko Tjandra di Kejagung, PKS: Penyelidikan Harus Independen dan Transparan

"Tetapi, pada saat yang sama kita juga memiliki teknologi untuk menghentikannya dan pengetahuan untuk menghentikannya. Jadi, kita memiliki kelemahan dari globalisasi, kedekatan, keterhubungan tetapi memiliki keunggulan teknologi yang lebih baik.

"Jadi, kami berharap untuk menyelesaikan pandemi ini (dalam) kurang dari dua tahun," harap Tedros.

Untuk itu, dia mendesak 'persatuan nasional' dan 'solidaritas global'.

"Itu benar-benar kunci dengan memanfaatkan alat yang tersedia secara maksimal dan berharap kami dapat memiliki alat tambahan seperti vaksin," katanya.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler