Pernah Ciptakan Kepulan Asap dan Abu Sebesar Uni Eropa, Kutub Utara Kini Sering Terjadi Kebakaran

29 Mei 2020, 16:45 WIB
/

PIKIRAN RAKYAT - Wilayah kutub utara yang menjadi ekosistem bagi beruang kutub untuk bertahan hidup disebut sebagai tempat yang memiliki iklim sangat dingin di dunia.

Namun seiring berjalannya waktu, iklim kemudian terus berubah hingga memberikan dampak pada wilayah kutub utara.

Salah satu dampaknya yaitu terjadi pencairan es yang ada di wilayah tersebut. 

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Gereja di Italia Tak Lagi Miliki Jemaat saat Dibuka Kembali? Tinjau Faktanya

Perubahan iklim yang terjadi ini diketahui dapat memanaskan dua kali lebih cepat wilayah kutub utara.

Hal ini dikarenakan adanya fenomena albedo, dimana hilangnya es dan salju yang memantulkan sinar matahari.

Cahaya matahari akhirnya diserap oleh laut dan tanah yang mempercepat panasnya daerah itu.

Namun mencairnya es ini bukanlah dampak yang terparah akibat perubahan iklim.

Baca Juga: Jelang Pemberlakuan New Normal, Penumpang KRL Dilarang Berbicara dan Telepon selama Perjalanan

Pada nyatanya, dalam perubahan iklim itu membuat wilayah kutub utara sering mengalami kebakaran.

Sejak pertengahan tahun 2019, kebakaran muncul di Siberia yang menciptakan kepulan asap serta abu yang mencapai sebesar Uni Eropa. 

Lebih dari empat juta hektar hutan taiga di Siberia terbakar, militer Rusia dikerahkan untuk mengatasi kebakaran tersebut dengan kepulan asap menyebar ke Alaskan dan sekitarnya.

Kebakaran hutan tidak hanya terjadi di Siberia, Rusia, namun juga di Greenland, Alaska dan Kanada.

Baca Juga: Telah Mencoba Lakukan Hidup Normal Sebelumnya, Korea Selatan Kini Hadapi Gelombang Dua Covid-19

Kebakaran kembali terjadi di belahan kutub utara. Kebakaran kali ini merupakan sisa-sisa tahun lalu yang kembali muncul ketika suhu menghangat dan mulai mengering.

Wilayah dingin lainnya, Alaska sebelumnya dilaporkan bahwa api masih hidup di bawah tanah pada musim dingin dan kembali muncul pada musim semi.

Copernicus Atmosphere Monitoring Service (CAMS) Uni Eropa tengah melacak kebakaran melalui satelit.

"Kami telah melihat hasil tangkapan satelit pengamatan dari kebakaran aktif yang mengisyaratkan bahwa kebakaran mungkin telah dinyalakan kembali," kata ilmuwan senior CAMS, Mark Parrington.

Baca Juga: Didasari Banyak Pertimbangan, Kemendikbud Tegaskan Tahun Ajaran Baru Tidak Dimundurkan

Mereka melihat kemungkinan efek kumulatif dari musim kebakaran tahun lalu di Kutub Utara yang akan memancing kebakaran pada musim berikutnya.

Hal ini yang menyebabkan terjadinya kebakaran skala besar dan jangka panjang di wilayah yang sama.*** (Rahmanto Elfian)


Artikel ini pernah tayang di PortalSurabaya.Pikiran-Rakyat.com dengan judul Tidak Sekedar Meleleh, Wilayah Kutub Utara Kini Juga Terbakar.

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Portal Surabaya (PRMN)

Tags

Terkini

Terpopuler