Kurangi Pembatasan Sosial, Korsel Kembali Catat Kasus Baru Covid-19, Salah Satunya dari Klub Malam

8 Mei 2020, 20:47 WIB
PEMERIKSAAN virus corona COVID-19 massal di Korea Selatan.* /AFP/Jung YEON-JE

PIKIRAN RAKYAT - Otoritas kesehatan Korea Selatan meningkatkan kewaspadaan mereka terhadap peningkatan kasus virus corona baru.

Hal itu dilakukan karena Negeri Ginseng tersebut melaporkan ada satu lagi infeksi klaster pada Jumat, 8 Mei 2020 setelah mengurangi pembatasan sosial.

Negara yang dipimpin oleh Presiden Moon Jae-in itu telah mendeteksi 12 lebih banyak kasus virus corona baru pada Kamis, 7 Mei 2020.

Baca Juga: Sidak Hari ke-3 PSBB Masih Toleransi Toko Buka, Penutupan Paksa Berlaku Mulai Besok

Sebagian besar kasus tersebut berasal dari luar negeri, menjadikan total keseluruhan positif Covid-19 menjadi 10.822.

Penghitungan menandai kasus harian baru lebih dari 10 untuk pertama kalinya dalam lima hari. Namun, otoritas kesehatan mengatakan, 13 kasus tambahan dilaporkan Jumat menandai infeksi klaster lain.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Yonhap News Agency, semua infeksi baru pada Jumat dikaitkan dengan pasien virus Corona yang mengunjungi tiga klub di lingkungan Itaewon, Seoul, pada Sabtu, selang beberapa hari sebelum negara itu bergeser ke 'karantina kehidupan sehari-hari'.

Baca Juga: Corona Serangan Terburuk di Amerika Serikat, Trump: Lebih Buruk dari Peristiwa Pearl Harbor dan WTC

Setidaknya terdapat 1.500 orang diperkirakan telah mengunjungi tiga klub, dari tengah malam hingga pukul 4 pagi. Pasien pun tidak mengenakan masker pelindung di dalam klub.

"Sangat mungkin bahwa ada lebih banyak kasus yang terjadi," kata Wakil Menteri Kesehatan Kim Gang-lip.

Kim juga mendesak orang-orang yang mengunjungi klub di Itaewon pada Sabtu pagi untuk tetap tinggal di rumah dan menghubungi pihak berwenang jika mereka memiliki gejala Covid-19.

Baca Juga: Alat Tes Covid-19 di Rusia Sering Keliru, Angka Kasus Positif Diklaim Bisa Lebih Tinggi

Otoritas kesehatan telah memutuskan untuk menambahkan beberapa rangkaian ke skema karantina baru.

Fasilitas hiburan akan diminta untuk menangguhkan operasi selam sebulan, efektif mulai pukul 8 malam hari itu. Namun, pemerintah administratif tidak mewajibkan hal tersebut.

Mulai Rabu, negara telah memberikan lampu hijau untuk normalisasi fasilitas publik dan perusahaan bisnis lainnya dengan syarat mereka mengikuti langkah-langkah sanitasi dasar.

Baca Juga: Puji Keberhasilan Tiongkok, Kim Jong Un Beri Selamat pada Xi Jinping

Persiapan untuk membuka kembali sekolah minggu depan sedang berlangsung. Siswa sekolah menengah atas akan kembali ke sekolah pada Rabu, sementara siswa lainnya akan kembali pada 1 Juni.

Otoritas kesehatan tetap khawatir tentang kemungkinan infeksi klaster dari tempat hiburan yang berlangsung dari 30 April hingga Selasa, karena banyak warga Korea Selatan melakukan perjalanan singkat ke seluruh negeri.

"Infeksi kelompok dapat terjadi tidak hanya di fasilitas hiburan tetapi dari semua tempat tertutup dan ramai. Warga harus ingat bahwa melonggarkan kesadaran dapat menyebabkan infeksi kluster lain," ujar Direktur Jenderal KCDC Jeong Eun-kyeong.

Baca Juga: Masjid Al-Banyamin, Bukti Sejarah Perjuangan Masyarakat Cirebon pada Zaman Kolonial Belanda

Sejauh ini, Negeri Ginseng telah mendeteksi sebanyak 1.118 kasus impor, dengan lebih dari 90 persen pasien merupakan warga negara Korea Selatan.

Tingkat kematian keseluruhan mencapai 2,37 persen, namun tidak ada penambahan kasus kematian.

Secara keseluruhan, 9.484 orang di Korea Selatan telah pulih dari virus, naik 65 dari sehari sebelumnya, yang berarti hampir 88 persen pasien di sini telah sembuh.

Baca Juga: Kesal Diminta Pergi dari Resto Guna Patuhi Pembatasan Corona, Wanita AS Tembak Pegawai McD

Korea Selatan telah melakukan tes pada 654.863 orang sejak 3 Januari, termasuk 5.475 dari sehari sebelumnya. Jumlah kasus kambuh mencapai 369 pada Jumat.

Otoritas kesehatan telah berulang kali menekankan bahwa tren penurunan infeksi baru tidak mengindikasikan bahwa negara tersebut telah sepenuhnya memberantas pandemi.

Jeong mengatakan Korea Selatan akan mempertimbangkan berbagai faktor jika memilih untuk beralih kembali ke skema jarak sosial yang intens, menambahkan bahwa jumlah pasien baru setiap hari tidak akan menjadi satu-satunya faktor.

Baca Juga: Terapung di Perahu Kayu Usang, Bangladesh akan Mengarantina Ratusan Muslim Rohingya

Dengan gelombang kedua pandemi yang diperkirakan akan melanda negara itu lagi tahun ini, otoritas kesehatan mengatakan orang-orang akan perlu terus memakai masker pelindung dan mengikuti pedoman.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Yonhap News Agency

Tags

Terkini

Terpopuler