Masjid Al-Banyamin, Bukti Sejarah Perjuangan Masyarakat Cirebon pada Zaman Kolonial Belanda

- 8 Mei 2020, 19:55 WIB
SEORANG jemaah melintas di halaman Masjid Al-Banyamin Kota Cirebon.*
SEORANG jemaah melintas di halaman Masjid Al-Banyamin Kota Cirebon.* //Egi Septiadi/PRMN

PIKIRAN RAKYAT - Didirikan sekitar tahun 1912, Masjid Al-Banyamin yang berlokasi di RT 1 RW 4 Kampung Tugu Dalem Kelurahan Kalijaga Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon, menjadi bukti sejarah perjuangan masyarakat Cirebon pada zaman kolonial belanda.

Perjalanan yang tidak mudah saat akan membangun Masjid Al-Banyamin itu, mengantarkan seorang kiai bernama Banyamin, warga pribumi Cirebon yang harus bertempur habis-habisan dengan Belanda kala itu.

Cucu Kiai Banyamin, Nurazizah menceritakan, proses perizinan untuk membangun tempat ibadah umat muslim pada saat itu tidaklah mudah. Sang kakek harus berhadapan dengan ideologi Belanda yang angkuh dan menolak, hingga menyatakan perang terhadap masyarakat.
 
 
"Bahkan saat warga pribumi kelaparan, Belanda juga menuduh kakek saya memiliki mesin cetak uang sendiri, karena banyak warga yang mendapat bantuan untuk makan dari kakek saya, kondisi itu tidak bisa diterima oleh Belanda," cerita Nurazizah kepada PikiranRakyat-Cirebon.com, saat ditemui di rumahnya Kamis, 7 Mei 2020.

Wanita berkerudung itu menambahkan, akhirnya pertempuran terjadi, di mana kala itu Kiai Banyamin akan ditembak, namun rencana tersebut tidak berhasil karena ilmu yang dimiliki kakek.

Ia melanjutkan, hingga akhirnya pertempuran berhasil dimenangkan masyarakat Cirebon, Belanda menyerah dan akhirnya masjid pun berhasil dibangun.
 
Baca Juga: Ilmuwan Tiongkok Dituding 'Memerankan Tuhan', Ciptakan Kloning Monyet dan Kera dari Organ Manusia

"Arsitektur untuk bangunan di bagian dalam masih seperti dulu, hanya lantai masjid yang sudah tidak beralaskan tanah sekarang sudah menggunakan keramik kecil atau tehel," tambahnya.

Adapun untuk momolo masjid masih yang dulu, bahkan sebagai bentuk penghormatan pihak keluarga kepada sosok Kakek Benyamin, masjid tidak menggunakan pengeras suara saat dikumandangkan suara azan.

Seiring berjalannya waktu ungkapnya, bangunan masjid direnovasi dengan menambahkan bangunan didepannya, tanpa merubah konsep bangunan awal yang telah didirikan.
 

"Tidaknya masjid, dalam penyebaran Islam juga didirikan pesantren bernama Pesantren Tugu Dalem, hingga akhirnya sekarang menjadi pesantren modern, di mana sistemnya sekolah sambil pesantren," tutupnya. ***

Editor: Suci Nurzannah Efendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x