Sempat Gunakan Kantong Sampah, Jepang Minta Warga Sumbangkan Jas Hujan Plastik untuk APD

15 April 2020, 19:55 WIB
PETUGAS Puskesmas Padaherang saat akan meriksa warga Desa Karangpawitan yang baru pulang dari Batam. Tenaga medis tersebut sedang menggunakan jas hujan sebagai Alat Pelindung Diri (APD) dan helm serta sepatu boat proyek.* /MUSLIH/

PIKIRAN RAKYAT- Negara dengan jumlah terinfeksi sebanyak 8.100 orang, Jepang, telah melaporkan ancaman wabah Covid-19.

Pandemi ini kini membuat sejumlah tenaga medis di Osaka kehabisan Alat Pelindung Diri (APD) dan terpaksa menggunakan kantong sampah sebagai penggantinya.

Kondisi ini mendesak Pemerintah Kota Osaka di Jepang menerbitkan surat permintaan untuk warga berisi kerelaan mereka guna menyumbangkan jas hujan plastik kepada para tenaga medis.

Baca Juga: 196 Orang Jalani Rapid Test di Kota Cirebon, Tiga Orang Terindikasi Positif Covid-19 

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Reuters, otoritas di Jepang pada minggu lalu menetapkan status darurat di Tokyo dan enam wilayah lain, termasuk di antaranya Osaka.

Tak berselang lama, laporan dari media setempat menyebutkan jumlah pasien Covid-19 di Osaka dan prefektur sekitarnya hampir mencapai 900 orang pada Rabu siang. Osaka pun jadi daerah kedua yang terdampak parah di Jepang setelah Tokyo.

Baca Juga: Dibebaskan untuk Cegah Corona di Penjara, Napi Asimilasi Masuk Bui Lagi

Lebih lanjut, melalui laman resmi Pemerintah Kota Osaka mengumumkan, pihaknya menerima sumbangan jas hujan warna dan jenis apa saja, asalkan alat itu dapat digunakan bagi orang dewasa. Bahkan Pemerintah Osaka juga menerima sumbangan poncho, jas hujan berbentuk jubah.

Langkah itu dilakukan karena pemerintah kota berupaya meningkatkan persediaan alat pelindung diri bagi tenaga kesehatan.

Baca Juga: Update Virus Corona di Dunia per Rabu, 15 April 2020: Pasien Positif Tembus 2 Juta Kasus

Wali kota Osaka, Ichiro Matsui di hadapan rakyatnya, Selasa, 14 April 2020 mengatakan, sejumlah fasilitas kesehatan menghadapi kelangkaan seluruh jenis alat pelindung diri.

"Beberapa orang bahkan mengenakan kantong sampah. Kami meminta ke siapa pun yang memiliki jas hujan tidak terpakai di rumah atau yang memiliki stok lebih, agar menghubungi kami," kata Matsui.

Sejauh ini, tenaga medis di Jepang dalam beberapa minggu terakhir telah mengingatkan sistem kesehatan dapat kewalahan menghadapi lonjakan pasien akibat terinfeksi virus corona.

Baca Juga: Siasati Kebijakan #DiRumahAja, Perumda Pasar Berintan Cirebon Buka Layanan Belanja Online

Bahkan, sejumlah perawat mengatakan, mereka tidak yakin rumah sakit memiliki persediaan cukup untuk alat pelindung diri seperti masker N95 dan jubah operasi.

Sehingga, beberapa perawat di Tokyo mengaku, mereka diminta untuk menggunakan kembali masker yang telah dipakai.

Menteri Kesehatan Katsunobu Kato, telah menemui sejumlah pengusaha pada minggu lalu. Ia mendesak mereka untuk meningkatkan produksi masker dan kebutuhan medis lainnya.

Baca Juga: Jangan Salah Paham, Ketahui 6 Perbedaan Wanita dan Pria Ketika Sedang Jatuh Cinta

Di tengah kelangkaan itu, pengguna media sosial mengatakan, mereka mulai menerima masker kain yang dibuat dari pakaian bekas. Perdana Menteri Shinzo Abe pada dua pekan lalu berjanji, akan mengirim masker kain ke tiap rumah di Jepang.

Namun, rencana itu di kritik pengguna media sosial Twitter, mereka mencuitkan tagar Dua Masker yang merujuk pada jumlah masker yang diberikan ke tiap rumah, terlepas dari berapapun jumlah anggota keluargannya.

Baca Juga: Waspada! Berikut 5 Tempat Berisiko Tinggi Penularan Virus Corona

Sedangkan, masker diketahui memiliki ukuran yang kecil bagi pengguna orang dewasa, dengan kondisi itu, sejumlah warganet Jepang menganggap langkah ini hanya pemborosan uang pajak.

Mengingat anggaran itu dapat digunakan untuk subsidi sebagai bantuan yang dibutuhkan warga. Namun, Shinzo Abe menerima tekanan itu dan memacunya untuk berbuat lebih banyak.

Baca Juga: Terdesak Alasan Kelangkaan, Jepang Terpaksa Legalkan Minuman Keras untuk Mencuci Tangan

Adapaun langkah bantuan yang sengaja Abe lakukan guna membantu penduduk Jepang, yaitu dengan membebaskan tagihan seluruh warga sebagaimana yang telah dilakukan negara lain.

"Apa kalian dapat membayar sewa (rumah, red.) dengan ini (masker, red.)? atau tagihan air, atau tagihan listrik? Siapa pun yang senang mendapatkan masker pasti tidak punya masalah lain," kata seorang pengguna Twitter dengan nama Kayase.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler