Menlu RI Retno Marsudi Tegaskan AUKUS Dapat Mengancam Stabilitas Kawasan, Sekjen PBB Peringatkan AS dan China

22 Oktober 2021, 20:55 WIB
Ilustrasi kapal selam.AUKUS menjadi perhatian khusus yang menimbulkan kekhawatiran Malaysia dan Indonesia atas ketegangan antara China dan AS di kawasan ASEAN. /Pixabay/

PR CIREBON - Indonesia dan Malaysia terus menyampaikan keberatannya atas keputusan Australia untuk memperoleh kapal selam bertenaga nuklir.

AUKUS (Australia, United Kingdom (Inggris), dan Amerika Serikat (AS)) disebut sebagai salah satu pemicu ketegangan di kawasan Indo-Pasifik.

Pakta AUKUS untuk mendapatkan kapal selam berteknologi canggih ini tiba-tiba muncul di tengah ketegangan di Laut China Timur dan Selatan.

Baca Juga: Hari Santri Nasional, Syakir Daulay Ungkap Keberhasilan Seorang Santri Tergantung Hal Ini

Menteri Luar Negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah mengatakan kedua negara Asia Tenggara (Indonesia dan Malaysia) sama-sama khawatir soal konsekuensi dari adanya pakta keamanan trilateral AUKUS, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari The Guardian.

Pakta keamanan trilateral AUKUS sendiri disepakati pada bulan lalu antara Australia, Inggris dan AS dan memasuki babak baru dari perlombaan pengembangan senjata.

“Kami menyepakati isu terbaru di kawasan mengenai negara di dekat wilayah kami yang membeli kapal selam bertenaga nuklir baru,” ucapnya.

Baca Juga: 10 Kebiasaan Makan yang Dapat Menghemat Kalori, Salah Satunya Mengganti Kopi dengan Susu

“Meskipun negara itu tidak memiliki kapasitas untuk senjata nuklir, kami khawatir dan waspada,” sambung Saifuddin pada Senin, 18 Oktober 2021 ketika bertemu Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi.

Indonesia juga pada bulan lalu dengan tegas mengatakan kekhawatirannya terhadap AUKUS yang dapat menyebabkan perlombaan senjata di kawasan regional.

Pasalnya kesepakatan itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan di Laut China Timur dan Selatan, yang menyalurkan triliunan dolar pengiriman dan setara sepertiga dari perdagangan global.

Baca Juga: Di Latihan PSG, Neymar Beri Tendangan ke Kaki Ander Herrera sampai Terjungkal Kesakitan

Berbeda dengan Indonesia dan Malaysia, Filipina yang merupakan sekutu perjanjian pertahanan AS justru mendukung hal tersebut.

Filipina bahkan mengatakan jika AUKUS diperlukan untuk penyeimbang China di kawasan tersebut yang terus menjadi agresif.

Malaysia sebelumnya mengatakan akan mencari pandangan lain mengenai masalah tersebut dengan China bersama negara-negara ASEAN.

Baca Juga: Idolakan Indro Warkop Sejak Kecil, Inul Daratista: Bersama Orang Hebat..

Melihat hal tersebut, Sekjen PBB Antonio Guterres juga sudah memperingatkan tentang meningkatnya ketegangan antara China dan AS.

Ia khawatir persaingan antara kedua negara tersebut akan membawa dunia menuju dua setelan aturan ekonomi, perdagangan, keuangan dan teknologi.

"Ini mungkin menjadi bencana. Ini akan jauh lebih sulit diprediksi daripada Perang Dingin,” kata Guterres yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Infopublik.

Di sisi lain, keadaan di Asia Tenggara sendiri tidak stabil diantaranya adalah apa yang terjadi dengan Myanmar.

Baca Juga: Terbaru Kode Redeem GI Genshin Impact 22 Oktober 2021: Ada Hadiah Mystic Enhancement Ore!

Para Menteri Indonesia dan Malaysia juga menyatakan kecewa dengan kurang responnya Junta Myanmar dalam mengimplementasikan rencana perdamaian yang disepakati dengan ASEAN.

Akibatnya, ASEAN pada hari Jumat, 22 Oktober 2021 akan mengecualikan kepala Junta, Min Aung Hlaing yang memimpin kudeta pada 1 Februari 2021 pada pemerintahan Myanmar dari pertemuan regional.

Sementara itu, Retno Marsudi mengatakan jika ASEAN berkomitmen untuk terus menawarkan bantuan kemanusiaan ke Myanmar.

Baca Juga: 11 Kebiasaan Sehari-hari Ini Dapat Membakar Kalori, dari Belanja hingga Naik Turun Tangga

Para menteri luar negeri juga mengatakan mereka sedang berdiskusi tentang memulai koridor perjalanan antara Indonesia dan Malaysia.

Kedua negara telah sepakat untuk menyelesaikan perbatasan laut maritim di Malaka selatan dan Laut Sulawesi.***

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: The Guardian Info Publik

Tags

Terkini

Terpopuler