PR CIREBON – Tiongkok kembali menolak memberikan akses pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang ingin meneliti asal usul Covid-19.
Kali ini, para peneliti WHO berencana untuk meneliti asal usul Covid-19 ke gua dan peternakan di dekat Wuhan, yang ditolak oleh Tiongkok.
Para ilmuwan ingin mengunjungi serangkaian gua dan area peternakan satwa liar di prefektur Enshi di provinsi Hubei, enam jam di sebelah barat kota Wuhan, Tiongkok, tempat Covid-19 pertama kali dilaporkan.
Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Daily Mail, peternakan di wilayah itu diketahui menjadi tempat diambilnya ribuan hewan liar yang terjual habis di pasar basah.
Keberadaan mereka telah menghasilkan teori bahwa hewan ternak bertindak sebagai perantara virus antara kelelawar dan manusia.
Tetapi para pejabat Tiongkok menolak memberikan akses kepada WHO untuk melakukan penelitian tersebut.
Baca Juga: Ini Dia Arti Tanda Midheaven Zodiak Capricorn, Aquarius, dan Pisces Menurut Astrologi
Sebelumnya, Beijing terus-menerus membantah anggapan bahwa Covid-19 pertama kali muncul di pasar basah Tiongkok atau merupakan hasil dari kebocoran laboratorium.
Menurut Tiongkok, Covid-19 berasal dari tempat lain, termasuk bukan dari negara itu.
Peternakan satwa liar telah menjadi sumber keingintahuan, setelah muncul informasi bahwa beberapa pasar basah tempat hewan dari peternakan dijual, dilarang menjual hewan hidup pada Desember 2019.
Tindakan itu terjadi hanya beberapa hari sebelum pemerintah Tiongkok pertama kali mengakui bahwa virus baru telah terdeteksi di pasar Wuhan.
Media lokal Tiongkok melaporkan bahwa enam pasar basah di Enshi telah ditutup pada Maret 2020 sebelum seluruh dunia memberlakukan lockdown.
Sumber bahwa beberapa hewan liar yang dijual di Wuhan bersumber dari provinsi Hubei, termasuk dari Enshi.
Telah dilaporkan bahwa beberapa peternakan satwa liar terletak hanya sekitar beberapa kilometer dari pintu masuk gua kelelawar di Enshi.
Gua-gua yang berada di wilayah itu juga pernah dikunjungi manusia.
Seorang juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok di Washington tidak dapat memastikan apakah kelelawar atau hewan liar yang dibesarkan di peternakan di Enshi pernah diuji untuk virus tersebut.***