Dicecar di Sidang Kongres oleh Partai Republik, Blinken Balas Kritik Soal Evakuasi Pasukan AS dari Afghanistan

14 September 2021, 09:45 WIB
Menlu AS Antony Blinken membalas kritik yang dilontarkan Partai Republik soal evakuasi pasukan AS dari Afghanistan. /Reuters/

PR CIREBON – Menteri Luar Negeri Antony Blinken membalas kritik terhadap evakuasi pasukan AS dari Afghanistan pada sidang kongres.

Dalam sidang kongres yang digelar pada Senin, 13 September 2021 waktu setempat itu, seorang perwakilan dari Partai Republik meminta Blinken untuk mengundurkan diri.

Dalam perdebatan sengit dengan anggota parlemen, Blinken membela keputusan Presiden Joe Biden untuk menarik pasukan AS dari Afghanistan.

Baca Juga: Uji Coba Misil Korea Utara Disebut Pentagon sebagai Ancaman Kepada Amerika Serikat!

Ia juga menolak tuduhan bahwa Departemen Luar Negeri tidak berbuat lebih banyak untuk membantu orang Amerika dan warga Afghanistan yang berisiko untuk dievakuasi.

Dalam kesempatan itu, Blinken menyalahkan pemerintahan sebelumnya karena tidak memiliki rencana.

Dia berulang kali mencatat bahwa mantan Presiden Partai Republik, Donald Trump, telah merundingkan perjanjian penarikan dengan Taliban.

Baca Juga: 5 Alasan Rose BLACKPINK Pantas Menghadiri Met Gala, Salah Satunya Duta Saint Laurent Global

Menurutnya, pemerintahan Presiden Joe Biden tidak mempertimbangkan negosiasi ulang karena ancaman dari kelompok itu untuk melanjutkan pembunuhan orang Amerika.

"Tidak ada bukti bahwa tinggal lebih lama akan membuat pasukan keamanan Afghanistan atau pemerintah Afghanistan lebih tangguh atau mandiri," kata Blinken, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

"Kami mewarisi tenggat waktu. Kami tidak mewarisi rencana," kata Blinken, merujuk pada kesepakatan pemerintahan Trump untuk mengeluarkan semua pasukan AS dari Afghanistan pada 1 Mei.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Jokowi Umumkan Bebas Masker dan Kegiatan Kembali Normal?

Anggota Kongres telah merencanakan dengar pendapat sejak Taliban menguasai negara itu bulan lalu dengan kemajuan pesat.

Blinken muncul di hadapan Komite Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat dan akan bersaksi pada kemudian di hadapan Komite Hubungan Luar Negeri Senat.

Debat telah diprediksi sebelumnya, mengingat banyaknya tudingan tentang bagaimana kehadiran AS selama dua dekade di negara itu berakhir dan Partai Republik menawarkan kritik keras.

Baca Juga: Inul Sedih Ditinggal Vicky, Kalina Ocktaranny: Terimakasih Sudah Dukung Kita

"Rakyat Amerika tidak suka kalah, terutama dari teroris. Tapi inilah yang sebenarnya terjadi," kata Perwakilan Michael McCaul, anggota panel dari Partai Republik.

McCaul bertanya mengapa aset seperti Pangkalan Udara Bagram tidak dipertahankan dan mengapa pemerintah tidak mencapai kesepakatan pengawasan dan kontraterorisme dengan negara-negara tetangga.

"Ini adalah ancaman keamanan nasional saat Tiongkok masuk. Yang saya tahu, mereka mengambil alih Bagram," kata McCaul.

Baca Juga: Menteri Vaksin Jepang Taro Kono Memimpin Jajak Pendapat untuk Menggantikan Perdana Menteri Yoshihide Suga

Blinken mengatakan Amerika Serikat secara aktif bekerja untuk mengidentifikasi ancaman.

Anggota Kongres mengajukan daftar panjang pertanyaan tentang keruntuhan cepat pemerintah Afghanistan yang didukung AS.

Juga upaya pemerintah Biden untuk mengevakuasi 124.000 orang, termasuk orang Amerika dan orang Afghanistan yang berisiko.

Baca Juga: 3 Varian Baru Covid-19 Hantui Indonesia, Pemerintah Kawal Mobilitas Internasional

"Saya akan menyambut baik mendengar seperti apa penarikan yang mulus dari perang 20 tahun yang kacau balau itu," kata Perwakilan Gregory Meeks, ketua komite.

Blinken memuji evakuasi itu sebagai upaya heroik oleh para diplomat, militer, dan perwira intelijen.

Dia berjanji bahwa Amerika Serikat akan terus mendukung bantuan kemanusiaan ke Afghanistan, tetapi melalui organisasi non-pemerintah dan badan-badan PBB, bukan Taliban.

Baca Juga: Bukan Dirinya, Suho Akui Bahwa Baekhyun Jadi Anggota dengan Penghasilan Tertinggi di EXO!

Afghanistan berisiko kehabisan makanan, karena menghadapi kekeringan yang mengerikan di samping pergolakan politik.

"Kita perlu melakukan semua yang kita bisa untuk memastikan rakyat Afghanistan tidak menderita lebih dari yang sudah terjadi," kata Blinken.

Dia mengatakan dia akan menunjuk seorang pejabat senior di Departemen Luar Negeri untuk fokus hanya pada upaya untuk mendukung perempuan, anak perempuan dan minoritas di Afghanistan.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler