PR CIREBON – Pertempuran terjadi antara kelompok oposisi di Afghanistan dan Taliban di lembah Panjshir, utara Kabul beberapa hari lalu.
Akan tetapi kini pemimpin kelompok oposisi Afghanistan itu mengatakan pada Minggu, 5 September waktu setempat bahwa mereka menyambut baik proposal untuk negosiasi penyelesaian konflik dengan Taliban itu.
Ahmad Massoud, kepala Front Perlawanan Nasional Afghanistan (NRFA) itu, membuat pengumuman di halaman Facebook kelompok oposisi Afghanistan tersebut.
Baca Juga: Kode Redeem PUBG Terbaru untuk 6 September 2021: Segera Klaim dan Rasakan Banyak Keuntungannya
Sebelumnya, pasukan Taliban mengatakan NRFA telah berusaha untuk memasuki ibu kota provinsi Panjshir setelah mengamankan distrik-distrik di sekitarnya.
Taliban sendiri telah menguasai seluruh Afghanistan tiga minggu lalu, mengambil alih kekuasaan di Kabul pada 15 Agustus.
Pengambilalihan itu setelah pemerintah yang didukung Barat runtuh dan Presiden Ashraf Ghani meninggalkan negara itu.
Baca Juga: Sindir KPI usai Tak Tanggapi Soal Saipul Jamil, Ernest Prakasa: Oh Iya Lupa, Lagi...
"NRF pada prinsipnya setuju untuk menyelesaikan masalah saat ini dan segera mengakhiri pertempuran dan melanjutkan negosiasi," kata Massoud, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.
"Untuk mencapai perdamaian abadi, NRF siap menghentikan pertempuran dengan syarat Taliban juga menghentikan serangan dan gerakan militer mereka di Panjshir dan Andarab," tambahnya.
Ia menuturkan bahwa pertemuan besar dari semua pihak dengan majelis ulama nantinya bisa diadakan.
Sebelumnya, media Afghanistan melaporkan bahwa ulama telah meminta Taliban untuk menerima penyelesaian yang dinegosiasikan untuk mengakhiri pertempuran di Panjshir.
Namun hingga saat ini belum ada tanggapan segera dari Taliban.
Sementara itu, NRFA mengkonfirmasi bahwa juru bicara utamanya, Fahim Dashti, telah tewas pada pertempuran siang hari.
Baca Juga: KPI Masih Diam Soal Saipul Jamil, Deddy Corbuzier: Ya Iyalah, karena Ternyata...
Dashti selamat dari serangan yang menewaskan ayah Massoud, Ahmad Shah Massoud, pada 9 September 2001, hanya beberapa hari sebelum serangan 11 September di Amerika Serikat.
Dia telah menjadi salah satu sumber utama pembaruan dari daerah itu ketika Taliban menekan pasukan oposisi.
Dia mengeluarkan serangkaian pernyataan menantang di Twitter, bersumpah bahwa perlawanan akan terus berlanjut.
Massoud, yang memimpin pasukan yang terdiri dari sisa-sisa tentara reguler Afghanistan dan unit pasukan khusus serta pejuang milisi lokal, menyerukan penyelesaian yang dinegosiasikan dengan Taliban sebelum pertempuran pecah sekitar seminggu yang lalu.
Beberapa upaya pembicaraan diadakan tetapi akhirnya gagal, dengan masing-masing pihak saling menyalahkan atas kegagalan mereka.
Panjshir merupakan sebuah lembah pegunungan terjal yang masih dipenuhi puing-puing tank Soviet yang dihancurkan selama perang panjang pada 1980-an untuk menggulingkan kehadiran Soviet.
Di bawah Ahmad Shah Massoud, wilayah tersebut telah lama menolak kontrol oleh tentara Soviet yang menyerang dan oleh pemerintah Taliban yang sebelumnya memerintah dari tahun 1996 hingga 2001.
Namun upaya itu dibantu oleh rute pasokan yang mengarah ke utara ke perbatasan, yang ditutup oleh kemenangan besar Taliban bulan lalu.***