PR CIREBON - Irak menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi (KTT) dalam upaya untuk memperbaiki keretakan Timur Tengah.
Pejabat dari seluruh Timur Tengah mulai tiba di Baghdad, Irak, menjelang pertemuan puncak yang bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan rekonsiliasi di wilayah tersebut,
KTT itu juga bertujuan untuk meningkatkan hubungan antara saingan berat Iran dan Arab Saudi.
Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera, pertemuan itu berusaha memberi Irak "peran pemersatu" untuk mengatasi krisis yang mengguncang kawasan itu, menurut sumber yang dekat dengan Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian berangkat ke Irak untuk berpartisipasi dalam KTT Baghdad.
Selain itu, Presiden baru republik Islam Ebrahim Raisi juga diundang ke pertemuan Baghdad, tetapi tidak jelas apakah dia akan hadir atau tidak.
Baca Juga: Rizky Billar Blak-blakan Soal Malam Pertama, Lesti Kejora Bongkar Ada yang Berbeda?
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan Raja Yordania Abdullah II mengatakan mereka akan hadir, seperti halnya Presiden Prancis Emmanuel Macron, satu-satunya pejabat yang diharapkan dari luar kawasan.
Para pemimpin dari Arab Saudi dan Turki juga diundang dalam pertemuan penting itu.
Irak berusaha untuk memantapkan dirinya sebagai mediator antara negara-negara Arab dan Iran.
Baghdad telah menengahi pembicaraan sejak April antara kelas berat regional Riyadh dan Teheran untuk memperbaiki hubungan yang terputus pada 2016.
Raisi, Presiden Iran, mengatakan dia melihat “tidak ada hambatan” untuk memulihkan hubungan dengan Riyadh.
Dia telah menjadikan peningkatan hubungan dengan negara-negara regional sebagai salah satu prioritasnya.
Baca Juga: Wajib Tahu! Cara Bahagia dalam Kesendirian, Ketahui Agar Kesehatan Mental Meningkat
Para pejabat mengatakan pertemuan itu, yang juga akan membahas perang di Yaman, keruntuhan ekonomi Lebanon dan krisis air regional, dapat mengambil langkah menuju pemulihan hubungan Saudi-Iran.***