PR CIREBON – Pembuat vaksin Covid-19, Pfizer, tengah mencari persetujuan peraturan di Amerika Serikat (AS) untuk suntikan booster.
Pfizer menyebut bahwa dosis booster dari vaksin COVID-19 mampu memacu peningkatan lebih dari tiga kali lipat dalam antibodi terhadap virus Corona.
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, Pfizer dan mitra Jermannya BioNTech SE bertujuan untuk menyelesaikan pengajuan penggunaan suntikan booster pada orang berusia 16 tahun ke atas di akhir minggu ini.
Pemerintah AS sebelumnya mengatakan sedang bersiap-siap untuk meluncurkan suntikan booster vaksin dari Pfizer dan Moderna mulai pertengahan September.
Suntikan booster itu akan diberikan pada warga Amerika yang mendapat suntikan awal mereka dalam lebih dari delapan bulan lalu.
Namun, dosis booster akan diberikan jika Badan Pengawas Obat dan Makanan AS serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit memutuskan bahwa booster memang diperlukan.
Sebuah komite penasihat luar untuk CDC dijadwalkan bertemu untuk meninjau data klinis.
Pfizer mengatakan 306 orang yang diberi dosis ketiga vaksinnya antara lima dan delapan bulan setelah suntikan kedua mereka menunjukkan tingkat antibodi penetral sebanyak 3,3 kali lebih tinggi.
Studi tersebut, yang rinciannya belum dipublikasikan, juga menemukan bahwa efek samping ringan dari suntikan ketiga mirip dengan reaksi dosis kedua.
Baca Juga: Bantah Teori Kebocoran Virus Covid-19 di Negaranya, Tiongkok Minta WHO Selidiki Laboratorium AS
Para ilmuwan terus memperdebatkan apakah tingkat antibodi yang berkurang menunjukkan bahwa dosis booster vaksin Covid-19 memang perlu diberikan secara luas, meskipun beberapa negara telah melakukannya.
Israel, misalnya, mulai meluncurkan booster pada awal Agustus untuk warga yang lebih tua dan minggu ini memperluas ke orang-orang dengan usia 30-an.
Mereka mengatakan suntikan itu membantu meningkatkan perlindungan terhadap varian Delta yang sangat menular dari virus Corona.
Namun, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan data tentang manfaat dan keamanan suntikan booster vaksin Covid-19 tidak meyakinkan.
Badan kesehatan tersebut menyerukan penundaan dalam meluncurkan suntikan booster.
Alih-alih memberikan dosis booster, WHO meminta tingkt vaksinasi yang lebih tinggi di negara-negara yang belum menerima suntikan pertama atau kedua.
Baca Juga: Taliban Hadapi 'Bencana Kesehatan dan Ekonomi', Usai Afghanistan Kehabisan Uang Tunai
Dosis ketiga vaksin Pfizer-BioNTech saat ini tidak diizinkan untuk digunakan secara luas di Amerika Serikat.
Namun, di bawah otorisasi penggunaan darurat yang diubah, dosis ketiga diizinkan untuk diberikan kepada individu yang berusia minimal 12 tahun yang mengalami gangguan kekebalan.
Pfizer dan BioNTech mengatakan mereka bermaksud untuk mengajukan data ke European Medicines Agency dan otoritas pengatur lainnya di seluruh dunia dalam beberapa minggu mendatang.***