PBB Sebut Kelaparan dan Kekurangan Gizi di Dunia Meningkat Akibat Pandemi: Tidak Ada Wilayah yang Selamat

13 Juli 2021, 18:45 WIB
Akibat pandemi Covid-19, PBB mengatakan bahwa musibah kelaparan dan kekurangan gizi di dunia meningkat di seluruh dunia. /Pixabay/Myriams-Fotos.

PR CIREBON – Laporan yang dirilis oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut bahwa tingkat kelaparan dan kekurangan gizi dunia memburuk secara dramatis tahun lalu.

Menurut PBB, sebagian besar peningkatan kelaparan dan kekurangan gizi itu kemungkinan disebabkan oleh pandemi Covid-19.

Setelah hampir tidak berubah selama lima tahun, jumlah orang yang kekurangan gizi dan kelaparan naik menjadi sekitar 768 juta tahun lalu.

Baca Juga: Akui Legowo dr. Lois Sampaikan Permintaan Maaf, dr. Tirta: Akhirnya ...

Jumlah itu setara dengan 10 persen dari populasi dunia dan peningkatan sekitar 118 juta dibandingkan 2019.

Ditulis oleh badan-badan PBB termasuk Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Program Pangan Dunia (WFP) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), laporan tersebut adalah penilaian komprehensif pertama dari kerawanan pangan dan gizi sejak pandemi muncul.

"Sayangnya, pandemi terus mengekspos kelemahan dalam sistem pangan kita, yang mengancam kehidupan dan mata pencaharian. Tidak ada wilayah di dunia yang selamat," kata badan-badan itu dalam sebuah pernyataan bersama, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Baca Juga: Jeong Jinwoon Ungkap Akan Membintangi Film 'I Can Only See' dan Persiapan Comeback 2AM

Laporan tersebut memperkirakan bahwa pada tren saat ini, tujuan pembangunan berkelanjutan PBB dari nol kelaparan pada tahun 2030 akan meleset dengan selisih hampir 660 juta orang.

Angka itu 30 juta lebih tinggi daripada skenario di mana pandemi tidak terjadi.

"Ketakutan terburuk kami menjadi kenyataan. Membalikkan tingkat kelaparan kronis yang begitu tinggi akan memakan waktu bertahun-tahun jika tidak puluhan tahun," kata kepala ekonom WFP, Arif Husain.

Baca Juga: Digosipkan Berkencan, Angelina Jolie dan The Weeknd Terlihat Bersama di Private Konser Mustafa The Poet Di LA

Jumlah orang yang tidak dapat mengakses pangan yang cukup sepanjang tahun naik 320 juta menjadi 2,37 miliar tahun lalu.

Data itu mengalami kenaikan dalam satu tahun sama dengan gabungan lima tahun sebelumnya.

Dari 768 juta orang yang kekurangan gizi, 418 juta berada di Asia, 282 juta di Afrika, dan 60 juta di Amerika Latin dan Karibia.

Baca Juga: Alih-alih Berikan Dosis Booster, Pembuat Vaksin Diimbau WHO untuk Prioritaskan Negara Berpenghasilan Rendah

Di Afrika, 21 persen orang kekurangan gizi, lebih dari dua kali lipat dari wilayah lain.

"Di dunia yang berkelimpahan, kami tidak memiliki alasan bagi miliaran orang untuk kekurangan akses ke makanan sehat. Inilah sebabnya saya mengadakan KTT Sistem Pangan global September ini," kata Sekjen PBB António Guterres.

"(Berinvestasi dalam) perubahan dalam sistem pangan kita akan memulai pergeseran ke dunia yang lebih aman, lebih adil, lebih berkelanjutan. Ini adalah salah satu investasi paling cerdas dan paling penting yang dapat kita lakukan," tambahnya.

Baca Juga: Tanggapi Penangkapan dr. Lois oleh Kepolisian, Rachland Nashidik: Seharusnya Dia Dirawat

Setelah menurun selama beberapa dekade, kerawanan pangan telah meningkat sejak pertengahan 2010-an.

Hal itu terutama di negara-negara yang terkena dampak konflik, iklim ekstrem, kemerosotan ekonomi, atau memerangi ketimpangan pendapatan yang tinggi.

Kepala WFP David Beasley mengatakan meskipun 41 juta orang saat ini berisiko mati kelaparan, kekayaan bersih gabungan miliarder dunia justru meningkat.

Baca Juga: Mengaku Dapat DM dari Kalina Ocktaranny soal Fotonya dengan Vicky Prasetyo, Ayu Aulia: Engga Suka Drama-drama

Peningkatannya sama dengan yang dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa mereka yang kelaparan di seluruh dunia.

"Fakta bahwa kami mengemis dan berteriak (untuk dana) adalah aib di muka kemanusiaan," tandasnya.***

 

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler