Negara G20 Sebut Varian Virus Corona dan Kurangnya Akses ke Vaksin Dapat Ancam Pemulihan Ekonomi Global

11 Juli 2021, 20:30 WIB
Ilustrasi pandemi Covid-19. Negara-negara kelompok G20 menyebut bahwa varian virus Corona serta akses yang kurang ke vaksin mengancam pemulihan ekonomi global. /Pixabay/Lothar

PR CIREBON – Lonjakan varian virus Corona baru dan akses yang buruk ke vaksin di negara-negara berkembang mengancam pemulihan ekonomi global.

Hal itu diungkapkan oleh menteri keuangan dari G20, atau organisasi 20 negara ekonomi terbesar dunia pada Sabtu, 10 Juli 2021.

Pertemuan G20 di kota Venesia, Italia, adalah pertemuan tatap muka pertama para menteri sejak awal pandemi.

Baca Juga: Ungkap Penglihatannya, Roy Kiyoshi Sebut Dirinya Bakal Meninggal: Sebelum Umur 40 Tahun, Gue...

Pada pertemuan itu, mereka membuat keputusan termasuk pengesahan aturan baru dengan bertujuan untuk menghentikan perusahaan multinasional yang mengalihkan keuntungan ke pajak rendah.

Keputusan itu membuka jalan bagi para pemimpin G20 untuk menyelesaikan tarif pajak perusahaan minimum global baru sebesar 15 persen.

Langkah tersebut diharapkan dapat memulihkan ratusan miliar dolar untuk ekonomi publik yang tertekan di bawah krisis Covid-19.

Baca Juga: Peringkat Zodiak Tercantik dan Bagian Menarik dari Masing-masing: Pisces Duduki Posisi Pertama!

Dalam pertemuan terakhir, prospek ekonomi global disebut telah meningkat sejak pembicaraan G20 pada April lalu berkat peluncuran vaksin dan paket dukungan ekonomi.

Tetapi mereka mengakui kerapuhannya dalam menghadapi varian seperti Delta yang menyebar cepat.

"Pemulihan ditandai oleh perbedaan besar di dalam dan di luar negara dan tetap terkena risiko penurunan, khususnya penyebaran varian baru virus Covid-19 dan kecepatan vaksinasi yang berbeda," ujar G20, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Baca Juga: Pihak Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie Ajukan Rehabilitasi, Polisi: Tidak Ada Diskriminasi

Meskipun negara-negara G20 berjanji untuk menggunakan semua kebijakan dalam memerangi Covid-19, tuan rumah Italia mengatakan ada juga kesepakatan untuk menghindari penerapan pembatasan sosial.

"Kita semua setuju bahwa kita harus menghindari pembatasan lagi pada pergerakan warga dan cara hidup orang," kata Menteri Ekonomi Italia Daniele Franco.

Meskipun mereka menekankan dukungan untuk vaksinasi yang adil secara global, mereka tidak mengusulkan langkah-langkah konkret.

Baca Juga: Kasus Langka, Wanita Lansia di Belgia Meninggal Akibat Terinfeksi Covid-19 Varian Alpha dan Beta Sekaligus

Mereka hanya mengakui rekomendasi dalam pembiayaan vaksin baru oleh Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, Organisasi Kesehatan Dunia dan Organisasi Perdagangan Dunia.

Sementara itu, perbedaan tingkat vaksinasi antara orang kaya dan miskin di dunia tetap besar.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut perbedaan itu sebagai kemarahan moral yang juga merusak upaya yang lebih luas untuk menjinakkan penyebaran virus.

Baca Juga: Penting! Cara Periksa Status dan Unduh Sertifikat Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes

Saat beberapa negara terkaya sekarang telah memberikan lebih dari dua pertiga warganya setidaknya satu suntikan vaksin, angka itu turun jauh di bawah 5 persen untuk banyak negara Afrika.

Brandon Locke, dari kelompok nirlaba kesehatan masyarakat ONE Campaign, mengecam apa yang dia gambarkan sebagai kelambanan G20, menyebutnya situasi kalah untuk semua orang.

"Tidak hanya akan merenggut nyawa di negara-negara miskin, itu meningkatkan risiko varian baru yang akan mendatangkan malapetaka di negara-negara kaya," tandasnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler