Benjamin Netanyahu Sebut Israel akan Tetap Lakukan Pembangunan di Yerusalem: Itu Ibu Kota Kami

10 Mei 2021, 19:05 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa negaranya akan tetap membangun di Yerusalem sebagai ibu kota.* /Reuters/Ammar Awad

PR CIREBON – Di tengah kecaman dunia terkait konfliknya dengan Palestina, Israel dengan tegas menyebutkan mereka menolak tekanan untuk tidak membangun di Yerusalem.

Hal itu disampaikan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, setelah terjadinya kerusuhan antara pihak Israel dan warga Palestina.

Israel juga mendapat kecaman internasional atas pengusiran paksa yang direncanakan terhadap warga Palestina dari rumah-rumah di kota yang diklaim oleh pemukim Yahudi.

Baca Juga: Kemenag: Lulusan PKPPS dari Pesantren Bisa Dilanjutkan Jenjang Pendidikan Negeri

Komentar Netanyahu datang pada Minggu, 9 Mei 2021, ketika kementerian kehakiman Israel mengatakan pihaknya menunda sidang penting pada hari Senin tentang kasus penduduk Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki.

"Dalam semua situasi dan sehubungan dengan permintaan jaksa agung, sidang reguler untuk besok, 10 Mei 2021 dibatalkan," katanya dalam sebuah pernyataan kemarin, menambahkan akan menjadwalkan sidang baru dalam waktu 30 hari.

Ketegangan di lingkungan Sheikh Jarrah telah memicu konfrontasi harian dalam beberapa hari terakhir.

Baca Juga: Dewi Sandra Menangis dan Binggung Melihat Tragedi di Masjid Al Aqsa Palestina: Senjata Lawan Sajadah

Washington mengatakan bahwa pihaknya sangat prihatin dan menginginkan pihak berwenang untuk menghormati warga Palestina dengan belas kasih.

Yerusalem Timur adalah salah satu wilayah yang diincar Palestina untuk negara masa depan. Negosiasi kenegaraan yang disponsori AS dengan Israel terhenti pada 2014. Sementara Israel menganggap semua bagian Yerusalem sebagai ibukotanya, status yang tidak diakui di luar negeri.

“Kami dengan tegas menolak tekanan untuk tidak membangun di Yerusalem. Saya menyesal, tekanan ini telah meningkat akhir-akhir ini," kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi sebelum peringatan nasional penjajahan Israel atas Yerusalem Timur dalam perang tahun 1967.

Baca Juga: Dewi Sandra Menangis dan Binggung Melihat Tragedi di Masjid Al Aqsa Palestina: Senjata Lawan Sajadah

“Saya juga mengatakan kepada teman-teman kita: Yerusalem adalah ibu kota Israel dan sama seperti setiap negara membangun ibu kotanya, kita juga memiliki hak untuk membangun di Yerusalem dan membangun Yerusalem. Itulah yang telah kami lakukan dan itulah yang akan terus kami lakukan,” kata Netanyahu.

Petugas medis Palestina mengatakan setidaknya 90 orang terluka pada hari Sabtu setelah polisi Israel menindak pengunjuk rasa Palestina di luar Kota Tua Yerusalem Timur yang diduduki.

Tindakan keras itu terjadi ketika sekitar 90.000 jamaah Muslim berdoa di Masjid Al-Aqsa di dekatnya pada malam suci Islam Lailatul Qadar, doa paling suci selama bulan Ramadhan.

Baca Juga: Resep Mudah Membuat MPASI Macaroni Schotel Kukus, Cocok untuk Bayi Mulai Usia 9 Bulan

Kekerasan itu terjadi setelah pasukan Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa dan melukai lebih dari 200 warga Palestina pada Jumat malam.

Pasukan Israel mengatakan 17 perwira mereka terluka selama dua hari terakhir.

Netanyahu mengatakan Israel mengizinkan kebebasan beribadah tetapi tidak akan membiarkan elemen ekstremis mengganggu perdamaian di Yerusalem.

Baca Juga: Aktor Yoon Byung Hee Ungkap Sikap Song Joong Ki dan Jeon Yeo Bin di Lokasi Syuting Drama Vincenzo

“Kami tidak akan mengizinkan kerusuhan yang disertai kekerasan," katanya, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera.

Secara terpisah, polisi Israel memberikan lampu hijau untuk diadakannya parade tahunan Hari Yerusalem, sebuah acara yang mengibarkan bendera klaim Israel ke seluruh kota.

Sekitar 30.000 pemukim Yahudi diharapkan berpartisipasi dalam pawai menuju Gerbang Damaskus di Kota Tua.

Baca Juga: Terlanjur Pesan Tiket Kereta Api untuk Tanggal 6 Hingga 17 Mei 2021? Kemenhub Akan Kembalikan Uang 100 Persen

Amos Gilad, mantan pejabat senior militer, mengatakan kepada Radio Angkatan Darat bahwa parade harus dibatalkan atau dialihkan dari Gerbang Damaskus Kota Tua.

Parade itu biasanya dihadiri oleh kaum nasionalis garis keras Israel dan secara luas dianggap provokatif.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler