Ramai Isu Australia Ancam Penjara Warga Australia yang Kembali dari India, Scott Morrison: Sangat Tak Mungkin

4 Mei 2021, 19:40 WIB
Australia Scott Morrison menangkis tuduhan rasisme, saat ia mundur dari kebijakan penjarakan Warga Australia yang kembali dari India.* /Instagram/@scottmorrisonmp

PR CIREBON - Sebelumnya disebutkan bahwa orang Australia yang melanggar aturan dengan kembali ke kampung halaman dari India, akan mendapat hukuman penjara.

Adanya isu kebijakan penjara untuk warga australia yang kembali dari India ini, memicu banyak pertentangan.

Dalam hal ini, Perdana Menteri Australia Scott Morrison menangkis tuduhan rasisme, ketika ia kemudian mundur dari kebijakan ancaman untuk penjara warga Australia yang coba melarikan diri dari India.

Baca Juga: Sebut Yogurt yang Diproduksinya Efektif Cegah Infeksi Covid-19, Bos di Korea Selatan Ini Mengundurkan Diri

Sebelumnya Pemerintah Scott Morrison melarang pelancong dari India memasuki Australia hingga 15 Mei. 

Bahkan pihaknya mengancam pelanggar aturan termasuk warga Australia, dengan hukuman penjara.

Di tengah reaksi yang meluas, Scott Morrison langsung mengatakan sangat tidak mungkin bahwa warga Australia yang melanggar larangan akan dipenjara.

Baca Juga: Petugas FBI Terlibat Kasus Penembakan, saat Orang Tak Dikenal Memaksa Masuk ke Markas CIA

"Saya pikir kemungkinan semua itu terjadi hampir nol," kata Scott Morrison, Selasa 4 Mei 2021, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Japan Today. 

Sekitar 9.000 warga Australia diyakini berada di India, di mana ratusan ribu kasus Covid-19 baru terdeteksi setiap hari dan jumlah kematian melonjak.

Di antara mereka yang terjebak adalah beberapa bintang olahraga paling terkenal di Australia, yakni pemain kriket yang bermain di Liga Utama India.

Baca Juga: Mudah dan Lezat! Simak Resep Bubur MPASI Bintang 4 Berikut Ini

Komentator dan bintang tes kriket Michael Slater termasuk di antara mereka yang mengecam keputusan Scott Morrison.

"Darah di tanganmu PM. Berani-beraninya kamu memperlakukan kami seperti ini," tweetnya.

"Jika Pemerintah kami memperhatikan keselamatan warga Australia, mereka akan mengizinkan kami pulang," tambahnya. 

Baca Juga: Mudah dan Lezat! Simak Resep Bubur MPASI Bintang 4 Berikut Ini

Scott Morrison mengatakan gagasan itu tidak masuk akal.

"Ada banyak keputusan sulit selama Covid-19 dan orang-orang akan mengkritik saya dan pemerintah saya karena itu. Saya tidak akan mengecewakan Australia. Saya akan melindungi perbatasan kita saat ini," ujarnya. 

Keputusan itu mulai berlaku Senin dan dikecam oleh kelompok hak asasi manusia dan beberapa sekutu paling terkemuka Scott Morrison termasuk komentator Sky News Andrew Bolt yang mengatakan itu "berbau rasisme".

Australia sebagian besar telah menghindari pandemi terburuk, melalui beberapa kontrol perbatasan yang paling ketat di dunia.

Baca Juga: Kisah Seorang Wanita yang Melahirkan dalam Penerbangan dengan Bantuan Perawat

Ada larangan menyeluruh untuk bepergian ke dan dari India kecuali jika ada pengecualian.

Sebagian besar non-penduduk dilarang masuk dan siapa pun yang datang ke negara itu harus melakukan karantina hotel wajib selama 14 hari.

Tetapi sistem itu semakin tertekan karena virus telah melonjak dari fasilitas karantina dan menyebabkan serangkaian wabah di komunitas yang sebagian besar tidak divaksinasi.

Perdana menteri konservatif menghadapi pemilihan ulang dalam 12 bulan ke depan, dan berharap penanganan pandemi Australia yang relatif berhasil akan mendorongnya menuju kemenangan.

Baca Juga: Kemnaker Terima 776 Laporan Terkait THR 2021: Didominasi dengan Perusahaan yang Tidak Mampu Membayar THR

Namun larangan bepergian ke India dan peluncuran vaksin glasial telah memicu kritik.

Australia telah memberikan 2,2 juta dosis vaksin dari populasi 25 juta orang, yang masing-masing membutuhkan dua dosis untuk mendapatkan imunisasi lengkap.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Japan Today

Tags

Terkini

Terpopuler