Kasus Covid-19 Melonjak Drastis, Menkes Jerman Jens Spahn Desak Negara Bagiannya Berlakukan Pembatasan

16 April 2021, 04:00 WIB
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn. /Twitter.com/@jensspahn

PR CIREBON - Menteri Kesehatan (Menkes) Jerman Jens Spahn mendesak 16 negara bagian di Jerman untuk segera memberlakukan pembatasan yang lebih ketat untuk mencoba memperlambat gelombang ketiga virus Covid-19.

Jens Spahn juga meminta mereka tidak menunggu sampai undang-undang nasional tentang tindakan itu disahkan.

Desakan itu disampaikan Menkes Jens Spahn pada Kamis, saat infeksi Covid-19 melonjak sebanyak 29.426 kasus menjadi total 3.073.000 kasus, peningkatan terbesar sejak 8 Januari.

Baca Juga: Update Covid-19 Kabupaten Cirebon Kamis 14 April 2021: Total Kasus Positif Lebih dari 8.101 Orang

Jumlah kematian yang dilaporkan naik 293 menjadi 79.381, berdasarkan data dari Robert Koch Institute (RKI).

"Kami tahu dari musim gugur lalu apa yang terjadi ketika kami tidak bertindak cepat," kata Spahn dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dalam Reuters.

Ia menambahkan bahwa dokter memperkirakan sekitar 6.000 pasien akan berada dalam perawatan intensif pada akhir bulan.

Baca Juga: Update Covid-19 Kota Cirebon Selasa 15 April 2021: Total Kasus Positif 4.631 Orang

Presiden RKI Lothar Wieler menggambarkan situasi di rumah sakit "dramatis" dan meminta para politisi untuk mengambil tindakan untuk memecahkan gelombang ketiga infeksi saat ini.

Jerman sedang bergulat dengan varian Covid-19 yang lebih menular lima bulan sebelum pemilihan nasional, di mana kaum konservatif Kanselir Angela Merkel diperkirakan akan menderita kerugian besar.

Frustrasi oleh kegagalan beberapa daerah untuk menerapkan pembatasan yang lebih ketat meskipun kasus meningkat, Merkel ingin parlemen memberikan pemerintah federal kekuasaan sementara untuk memberlakukan penguncian virus Covid-19 di daerah dengan infeksi tinggi.

Baca Juga: DPR RI Ikuti Vaksinasi dengan Vaksin Nusantara, IDI: Perbaiki Uji Klinis, Bukan Lakukan Fase Selanjutnya!

Pada Kamis, Wakil Rektor Olaf Scholz membela perubahan Undang-Undang Perlindungan Infeksi, yang mencakup jam malam setelah insiden virus selama tujuh hari melebihi 100 per 100.000.

"Ini telah membantu di mana-mana, telah dilakukan di banyak negara di seluruh dunia, dan telah menurunkan tingkat insiden," kata dia.

Ia juga menambahkan bahwa sesuatu harus dilakukan untuk membatasi penyebaran virus.

Baca Juga: Wanita Wajib Tahu! 10 Tips Memikat Pasangan, Salah Satunya Biarkan Dia Bermain dengan Sahabatnya

Jens Spahn mengatakan kampanye vaksinasi Jerman semakin cepat.

Sekitar 20 persen dari populasi Jerman akan diberikan sedikitnya dosis pertama pada akhir April dan semua orang dewasa harus diberikan suntikan pada akhir musim panas.

Meskipun demikian, Jens Spahn memperingatkan bahwa dibutuhkan waktu hingga kuartal ketiga untuk mencapai kekebalan kelompok terhadap Covid-19.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler